Gibran Sebut 'Berburu di Kebun Binatang', Stafsus Menkeu: Lazim di Perpajakan

Gibran Sebut 'Berburu di Kebun Binatang', Stafsus Menkeu: Lazim di Perpajakan

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Minggu, 24 Des 2023 08:46 WIB
Juru Bicara Kemenkeu Yustinus Prastowo
Stafsus Menkeu, Yustinus Prastowo. (Anisa Indraini/detikcom)

"DJP dan Bea Cukai dilebur jadi satu sehingga fokus dalam penerimaan negara saja tidak akan mengurusi lagi masalah pengeluaran," ucapnya.

Gibran mengatakan digitalisasi juga merupakan hal penting. Dia mengatakan saat ini sudah ada sistem yang ada, namun perlu penyempurnaan agar mempermudah pelayanan pajak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti ketika kita akan laporkan SPT tahunan kita tidak perlu lagi mengisi dan menghitung karena sistemnya sudah prepopulated sehingga tinggal klik, klik, klik," ucapnya.

Dia juga bicara masalah investasi dan hilirisasi. Dia mengatakan Indonesia dapat menjadi raja energi dunia dengan bio etanol, bio solar hingga bio avtur.

ADVERTISEMENT

"Bio etanol, bio avtur, bio diesel, kita kalau serius ya pak ya, kita benar-benar bisa menjadi raja energi dunia. Tapi, kita harus serius dan harus fokus dan harus ada keberlanjutan dan penyempurnaan," ucapnya.

Mahfud kemudian membalas lagi. Dia mempertanyakan apa perbedaan antara penerimaan pajak dengan tax ratio yang disampaikan Gibran.

"Kalau persen, kaitannya dengan PDB, apa 23 persen dari APBN atau apa? Kalau 23 persen dari APBN itu salah. Karena sekarang aja sudah 82 persen dengan tax ratio 10,5 sumbangan terhadap APBN itu 20 persen, saya ingin 23 persen itu dari apa?" tanya Mahfud.

"Hati-hati loh, rakyat itu sensitif kalau pajak dinaikkan karena kita sudah berkali-kali menawarkan tax amnesty juga ndak jelas hasilnya, pajak insentif pajak ditawarkan pemerintah nggak ada yang mau karena diperas-peras juga jadi alat nego," sambungnya.

Gibran lalu merespons. Dia kembali menjelaskan beda menaikkan pajak dan tax ratio.

"Kita ini tidak ingin berburu di dalam kebun binatang. Kita ingin memperluas kebun binatangnya, kita tanami, binatangnya kita gemukkan," ucapnya.

"Artinya apa? Membuka dunia usaha baru. Sekarang NPWP, yang punya NPWP baru 30 persen. Artinya apa? Kita harus melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi," sambungnya.

Simak Video 'Gibran soal Debat Cawapres: Saya Rasa Cukup Menjawab Keraguan':

[Gambas:Video 20detik]




(rfs/imk)



Hide Ads