3 Kelemahan Argumen Mahfud soal Carbon Capture Versi Jubir TKN

3 Kelemahan Argumen Mahfud soal Carbon Capture Versi Jubir TKN

Eva Safitri - detikNews
Sabtu, 23 Des 2023 17:04 WIB
Billy Mambrasar
Billy Mambrasar (Foto: Instagram)
Jakarta -

Juru bicara TKN Billy Mambrasar mengkritik pernyataan cawapres nomor urut 3 Mahfud Md terkait carbon capture and storage (CCS) yang ditanyakan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming. Billy lantas membeberkan tiga kelemahan Mahfud saat menjawab hal itu.

Pertama, kata Billy, perihal Mahfud yang bilang CCS tidak berhubungan dengan tema debat. Billy menilai justru topik tersebut bukan hanya eksklusif berkaitan dengan topik energi dan lingkungan, akan tetapi malah lebih condong ke investasi dan perdagangan internasional yang akan meningkatkan pendapatan negara.

"Hubungannya dengan peningkatan pendapatan negara bahwa setiap perusahaan, industri, atau bahkan negara yang ingin memasukkan emisi karbon mereka ke fasilitas milik Indonesia, karena mereka takut didenda kalau melepaskannya ke udara, harus membayarkan ke Indonesia sebagai pemilik fasilitas tersebut, dengan tarif yang sangat mahal per tonnya," kata Billy dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/12/2023).

Selain itu, Billy menyampaikan beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa pulang investasi sebesar Rp 240 triliun untuk membangun fasilitas penangkapan dan penyimpan karbon dari perusahaan Amerika Serikat yang bermitra dengan Pertamina. Dia mengutip dari website ExxonMobil, sekitar USD 2 miliar atau Rp 31 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan fasilitas dengan daya tampung hingga 3.000.000.000 ton karbon dan diperuntukkan buat menyerap karbon, bukan hanya dari Indonesia, tetapi dari negara-negara sekitar dengan tarif tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin kedua yang dianggap Billy lemah adalah pernyataan Mahfud yang menilai harus adanya instrumen hukum terlebih dahulu. Kenyataannya, kata Billy, saat ini perpres terkait penangkapan dan penyimpanan karbon sedang difinalkan oleh Kementerian ESDM bersama Kemenko Marves dan akan diluncurkan. Hal itu, kata Billy, akan dilanjutkan oleh Prabowo-Gibran jika terpilih nanti.

Poin ketiga adalah saat Mahfud yang menyinggung Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD). Dia menilai hal itu tidak relevan dengan CCS.

ADVERTISEMENT

"Mas Gibran lebih relevan karena juga menyinggung tentang hilirisasi di semua sektor. Penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage ini adalah wujud hilirisasi dari semua sektor manufaktur dan industri, khususnya sektor energi," ucapnya.

Lebih lanjut, Billy menjelaskan relevansi antara investasi dan bisnis yang ditanyakan oleh Gibran kepada Mahfud. Billy lalu kembali mengutip website MIT Energy.

"Harga pasaran untuk menyimpan karbon adalah sebanyak USD 85 per ton. Sehingga total pendapatan yang akan diterima oleh Indonesia setelah memiliki fasilitas ini nantinya mencapai USD 255 miliar atau hampir Rp 4.000 triliun. Sebagai informasi, dilansir dari agensi energi internasional, sebuah badan dunia yang mengelola energi global, bahwa Indonesia adalah satu dari hanya enam negara saja yang tengah mengembangkan carbon capture and storage ini, dan 5 negara lain adalah negara-negara maju," ujarnya.

"Rp 4.000 triliun merupakan pendapatan yang sangat signifikan untuk Indonesia, belum terhitung manfaat lain seperti penyerapan tenaga kerja, atau prestasi internasional Indonesia, sebagai negara yang mendorong pembangunan ekonomi hijau dengan teknologi. Hebat Indonesia!" ucapnya.

Billy menyebut Gibran menang telak dari Mahfud terkait carbon captured and storage. "Maaf untuk Prof Mahfud, terkait topik ini, Gibran menang telak, salam Indonesia Maju!" tutupnya.

Simak juga Video: Cak Imin soal SGIE: Bahasa Inggris Diomongkan Indonesia, Kita Nggak Paham

[Gambas:Video 20detik]



(eva/idh)



Hide Ads