Umar menilai tidak seharusnya frasa suci digunakan untuk kepentingan politis. Karena itu, kata Umar, apa yang dilakukan Anies termasuk dalam politisasi agama.
Lebih jauh, menurut, Umar seharusnya penggunaan akronim 'AMIN' yang selama ini dipakai Anies tak sepatutnya dilanjutkan. Sehingga, kata dia, tak ada lagi pihak-pihak yang memperalat agama untuk memenangkan pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah sebuah politisasi yang sangat tidak berguna. Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapatkan suatu kepentingan publik di era demokrasi ini," ungkap Umar.
"Mengapa kalimat AMIN ini dilakukan sementara masih banyak singkatan-singkatan nama yang masih bisa ditoleransikan kepada capres 01 ini," lanjutnya.
Selain itu, Umar juga mengadukan Anies karena aksinya yang melakukan guyonan tasyahud dengan dua jari. Hal itu dilihat melalui kanal youtube Ustad Abdul Somad pada 13 Desember lalu.
"Bahwasanya Anies Baswedan telah mempermainkan gerakan salat. Beliau menunjukkan nomor 2, tapi dalam artian yang dijelaskan oleh beliau itu gerakan salat," tuturnya.
Menguatkan laporannya, Umar mengaku menyerahkan sejumlah barang bukti berupa tangkapan layar saat Anies memposekan dua jari saat tasyahud juga hadits-hadits terkait penggunaan kata Amin.
Karena itu, dia berharap agar Polri dapat mengusurlt kasus tersebut, sehingga tidak memicu kericuhan di masyarakat.
"Tidak boleh ada capres yang menghalalkan cara untuk meraih simpati dan kemenangan," pungkasnya.
(aud/dhn)