Yandri Jelaskan Maksud Pernyataan Zulhas soal Tahiyat: Itu Mengingatkan

Yandri Jelaskan Maksud Pernyataan Zulhas soal Tahiyat: Itu Mengingatkan

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Rabu, 20 Des 2023 16:36 WIB
Yandri Susanto
Foto: Yandri Susanto. (dok. MPR RI).
Jakarta -

Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Yandri Susanto mengomentar potongan video Ketum PAN sekaligus Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) soal gerakan tahiyat dalam salat yang kini viral. Yandri memastikan Zulhas tak mungkin menista agama.

"Bang Zul mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai karena perbedaan pilihan dalam pemilu kemudian memunculkan keretakan di masyarakat. Pemilu hanyalah kontestasi 5 tahunan sedangkan persatuan dan kerukunan di masyarakat merupakan pondasi dasar bernegara," kata Yandri dalam keterangannya, Rabu (20/12/2023).

Yandri mengungkit rekam jejak Zulhas yang menurutnya tak mungkin melakukan penistaan agama. Menurut dia, Zulhas hendak mengingatkan masyarakat agar fanatisme di pilpres tak mengubah tata cara salat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan rekam jejak yang ada selama ini, tidak mungkin seorang Zulkifli Hasan melakukan penistaan terhadap agama. Bang Zul menyampaikan hal tersebut semata-mata karena ingin mengingatkan kita semua bahwa jangan sampai karena fanatisme berlebihan kemudian mengubah tata cara sholat seseorang," ujar Yandri.

"Fenomena adanya keretakan karena berbeda pilihan sudah mulai muncul walaupun tidak terlalu besar. Nah di sinilah kemudian Bang Zul mencontohkan dengan sesuatu yang mudah dipahami masyarakat," sambung Yandri

ADVERTISEMENT

Yandri mengungkapkan ucapan yang sama atau hampir mirip juga disampaikan oleh Anies Baswedan dan Ustad Abdul Somad. Menurut dia, video dari kedua tokoh tersebut disebarkan tanpa ada framing yang negatif.

"Karena memang statement tersebut dikeluarkan dengan niat yang baik bahwa jangan sampai karena perbedaan pilihan dalam pemilu kemudian membuat keretakan di masyarakat. Bahkan ekstremnya setelah surah Al Fatihah tidak lagi mengucap Amin secara Jahr (dikeraskan) karena itu identik dengan salah satu pasangan calon," tuturnya.

Yandri pun berharap tak muncul praktik politik identitas di Pemilu 2024. Dia pun mengajak semua pihak untuk mengedepankan tabayun dan husnuzan sehingga tidak menyuburkan penyebaran berita hoax di masyarakat.

"Jangan sampai terulang karena Pemilu kemudian muncul praktik politik identitas. Hasilnya sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa," kata Yandri.

"Mari kita laksanakan Pemilu dengan mengedepankan politik santun. Kita kedepankan tabayun dan husnuzon dalam setiap persoalan yang ada. Sehingga tidak memberikan ruang adanya penyebaran berita hoax di masyarakat," lanjutnya.

Lihat juga Video 'Zulhas Sebut Jokowi Sudah Jadi Keluarga PAN Tanpa KTA':

[Gambas:Video 20detik]



(fca/gbr)



Hide Ads