Dia mengingatkan kembali jika TGUPP adalah masa lalu. Sandiaga meminta semua pihak untuk melihat ke masa depan.
"Jadi waktu itu yang telah berhasil kita bukukan dan program-program yang langsung dirasakan masyarakat. Jadi kita nggak usah lihat lembaran lama, mari kita melihat ke masa depan yang cerah bersama Pak Ganjar dan Prof Mahfud," imbuhnya.
Sebelumnya, Anggawira mengaku paham dan melihat bahwa yang disampaikan Anies dalam debat capres perdana soal ordal tidaklah sesuai. Dia mengungkit Anies juga menunjuk orang dekatnya sebagai anggota TGUPP saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan bukan hanya di TGUPP karena di dalam penentuan komisaris di BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ada orang-orang dalam, dan timses yang masuk," jelas Anggawira pada keterangannya, Sabtu (16/12).
"Mas Anies saat menjabat gubernur juga ada orang-orang di dekatnya yang masuk menjabat posisi-posisi 'orang dalam' seperti di Komisaris LRT Jakarta, BUMD PT Jakpro (Jakarta Propertindo), itu kan orang dekat Mas Anies apalagi yang di TGUPP, 'orang dalam semua'," sebut Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju tersebut.
Anggawira menganggap pernyataan Anies soal 'ordal' merupakan bumerang karena apa yang dikatakan Anies dalam debat dinilai dilakukan oleh Anies saat menjabat sebagai Gubernur DKI.
"Saya melihatnya menjadi bumerang. 'Orang dalam' ini kan seperti terpercik muka sendiri jadinya," tegas Anggawira.
(dwr/fas)