Aplikasi JAKI milik Pemprov DKI diduga sempat diretas usai disinggung capres Anies Baswedan dalam debat Pilpres 2024. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, Rani Mauliani, meminta dugaan peretasan itu tak perlu diperlebar.
Menurutnya, banyak warga Jakarta yang tidak sadar aplikasi tersebut diduga diretas. Dia mengatakan meski banyak pengaduan, JAKI bukan menjadi aplikasi prioritas.
"Ya sebenarnya sih menurut saya masyarakat sendiri tidak sadar sepertinya bila aplikasi ini di-hack apalagi isu yang beredar hal tersebut berkaitan dengan acara debat capres ya. Karena mungkin di DKI banyak pengguna JAKI, tapi hal tersebut bukan menjadi aplikasi skala prioritas," kata Rani saat dihubungi, Rabu (13/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rani menilai aplikasi JAKI yang diduga diretas tidak berdampak fatal ke masyarakat sehingga menurutnya tak perlu diperlebar. Selain itu, dia mengatakan Pj Gubernur DKI Heru Budi menyatakan aplikasi JAKI sedang diperbaiki.
"Misal contoh, seperti aplikasi WA atau sosial media lainnya. Lagi pula sepertinya juga tidak bawa pengaruh besar atau berdampak fatal ke masyarakat, jadi sepertinya tidak perlu diperlebar masalahnya apalagi Pak Pj (Heru Budi) sudah memberikan klarifikasi bila hal tersebut akibat sedang dalam perbaikan," ujarnya.
"Kita cek saja sampai kapan perbaikannya sehingga dapat dipergunakan kembali segera," imbuhnya.
Aplikasi JAKI Diduga Diretas
Aplikasi JAKI diduga diretas usai Anies membanggakan aplikasi tersebut. Anies mencontohkan bila ada laporan pohon tumbang, maka pelapor bisa mengetahui berapa lama laporannya akan dituntaskan petugas.
"Dulu di Jakarta kami buat namanya JAKI. JAKI adalah sebuah super apps yang membuat setiap pelayanannya ada ukurannya," ujar Anies di panggung debat, Selasa (12/12).
"Lalu publik yang melapor tahu persis. 'Saya lapor kapan harus selesai? dengan begitu standarisasi akan bisa terjadi," lanjutnya.
Tak lama usai pernyataan Anies di panggung debat, muncul kehebohan kalau aplikasi diduga diretas. Peretasan itu juga muncul dinotifikasi.
"HALO WARGA JAKARTA SELAMAT MALAM!!! ..BARUSAN JAKI DI MENTION DI DEBAT PILPRES NIH, WAH SORRY TO SAY, BUT APLIKASI INI TAMPAKNYA TIDAK TERLALU DIURUS KENYATAANNYA. DARI SEGI TEKNOLOGI, KEAMANAN IT-NYA YANG ASAL-ASALAN DIURUS, DAN SUB-SUB FUNGSI APLIKASI YANG SEPERTI DIBUAT KURANG MAKSIMAL DAN TERLIHAT HANYA SEPERTI TEMPLATE AGAR TERLIHAT MENDONGKRAK KREDIBILITAS DI SEKTOR INFRASTRUKTUR IT DAN DIGITALISASI MERATA DI JAKARTA, MUNGKIN BANYAK PIHAK YANG AKAN TIDAK SUKA DENGAN AKSI SAYA SAAT INI, BUT TO BE HONEST, HAMPIR SELURUH JAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI INI DENGAN SEMUA IZIN YANG DI ALLOW DI PERANGKATNYA DAN I ADMIT IT," demikian bunyi kalimat saat aplikasi JAKI diduga diretas.
"APLIKASI INI KEREN. TAPI BELUM CUKUP LAYAK UNTUK DISEBUT TEROBOSAN TEKNOLOGI JIKA ADA CACAT DI SISI KEAMANAN DATANYA YANG MENGANCAM PRIVASI SELURUH PENGGUNANYA. BAYANGKAN ADA BERAPA DATA YANG BERLALU LALANG SETIAP HARINYA DAN APABILA SELURUH DATA PERSONAL WARGA JAKARTA INI TERANCAM OLEH ULAH ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, DISINI SAYA HANYA MENGINGATKAN DAN MENCOBA MEMBERI AWARENESS LEBIH JAUH TENTANG BAGAIMANA SEHARUSNYA 'ANDA/," sambung kalimat itu.
Pihak JAKI merespons soal dugaan peretasan aplikasi milik Pemprov DKI itu. Pihaknya melakukan deteksi untuk mitigasi gangguan.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang diakibatkan gangguan teknis yang baru-baru ini terjadi," tulis di akun resmi JAKI.
"Kami berupaya untuk melakukan deteksi dan respons cepat untuk memitigasi segala gangguan untuk menjaga keamanan dan privasi data pengguna JAKI," sambungnya.
Simak juga 'Anies Janji Bakal Tindak TKA Ilegal Jika Terpilih Jadi Presiden':