Poltracking Indonesia menyampaikan rilis yang menyatakan pemilih Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019, yang berbasis PDIP, yang memilih Ganjar-Mahfud mengalami penurunan. Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno menyebut hasil itu berbeda dengan survei internal.
"Hasil survei tersebut berbeda dengan survei internal kami. Jadi kami menerima hasil-hasil survei demikian sebagai perbandingan," kata Hendrawan, Senin (11/12/2023).
"Yang lebih rendah dari survei kami jadikan pemacu semangat, yang lebih tinggi dari survei kami jadikan bahan untuk berkhidmat," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam survei Poltracking Indonesia itu, pemilih basis PDIP yang memilih Gajar mengalami penurunan yang sebelumnya 84,6% pada November, kini menjadi 68,5% pada bulan Desember. Menurut Hendrawan, angka penurunan yang tajam itu mengherankan.
"Penurunan survei yang tajam, dalam perspektif lintas waktu, sesungguhnya agak mengherankan, atau seperti ada disrupsi terhadap pengambilan sample yang acak. Gangguan terhadap randomitas," katanya.
Menurutnya, PDI Perjuangan masih mencermati hasil-hasil survei yang ada saat ini. Apa yang membuat hasil survei menjadi demikian.
"Kami masih terus mencermati, apakah ada intervensi terhadap area-area yang sedang disurvei, ada peristiwa besar yang terjadi pada lokalitas responden, masih harus dipelajari," katanya.
Survei Poltracking Indonesia
Poltracking Indonesia merilis hasil elektabilitas terbaru capres-cawapres berdasarkan basis pemilih Jokowi di Pilpres 2019. Hasilnya, pemilih Jokowi basis PDIP yang memilih Ganjar Pranowo-Mahfud Md mengalami penurunan.
Survei dilakukan pada tanggal 29 November-5 Desember 2023. Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan 1.220 responden dengan cara wawancara tatap muka. Margin of error dari survei ini yakni +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dilakukan kepada WNI yang sudah memiliki hak pilih berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Pemilih Jokowi basis PDIP yang memilih Ganjar mengalami penurunan dari yang sebelumnya 84,6% pada November, kini menjadi 68,5% pada bulan Desember. Namun, hal yang berbeda dialami dua paslon lain yakni Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
Pemilih Jokowi basis PDIP yang memilih Prabowo meningkat dari 10,9% menjadi 19,1%. Begitu pula dengan yang memilih Anies, semula 1% kini menjadi 9,3%. Peningkatan tersebut terjadi di periode November-Desember 2023.
Simak Video 'Survei Poltracking Elektabilitas Parpol: PDIP Tertinggi':