2. Netralitas
Tak hanya soal ketidakadilan, JK juga menyinggung terkait netralitas aparat. Dia menegaskan aparat negara dan aparat penegak hukum sudah disumpah untuk bertindak netral dan adil dalam perhelatan Pemilu 2024.
"Apakah itu di pemerintahan, di kepolisian, di TNI, dan seluruh aparat negara itu betul-betul melaksanakan pemilu ini secara aman, secara baik, dan secara dengan bentuk netral," ucapnya.
"Kenapa kita kemukakan netralitas? Karena sumpah, diiingat ya, sumpah semua pejabat, sumpah semua aparat, selalu berbunyi akan taat kepada Undang-Undang dan akan melaksanakan segala tugasnya dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, itu semua diucapkan semua pejabat, jadi apabila ada pejabat dalam tingkat apapun, ini tidak berlaku adil maka dia melanggar sumpahnya. Dan sumpahnya selalu ada Alquran atau Injil di atasnya. Jadi berat sekali hukumannya, bukan hanya hukuman dunia, tapi akhirat, bagi siapa saja yang melaksanakan pemilu ini tidak dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, siapapun," lanjut dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3. Pilihan Politik
Kemudian, Ganjar mengaku sempat bicara terkait pilihan politik dengan JK. Dia menyinggung sikap politik JK yang menurutnya berbeda dengan pihaknya di Pilpres 2024 mendatang.
"Saya mengapresiasi beliau. Tadi beliau sampaikan pilihan boleh beda," kata Ganjar
Ganjar tak masalah apabila nantinya JK berbeda pilihan politik dengan pihaknya. Namun dia mengajak semua pihak agar menjaga persatuan di tahun politik.
"Ini rasa-rasanya Pak JK pilihannya akan beda dengan saya, tapi kalau nanti dukung saya juga boleh, Pak. Boleh. Kalau kita beda dan selama ini perbedaan itu lima tahunan, kita selalu mempersatukan," katanya.
Simak soal posisi politik JK di halaman berikutnya.