Burhanuddin mengatakan elektabilitas Ganjar turun tajam dibanding survei yang dilakukan Indikator sebelumnya. Di sisi lain, elektabilitas Prabowo jua naik.
"Terjadi penurunan tajam Mas Ganjar diikuti oleh kenaikan suara Pak Prabowo, tetapi kenaikan Pak Prabowo tidak setajam penurunan Mas Ganjar," tutur dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada survei yang dilakukan Indikator pada 16-20 Oktober lalu, Prabowo memperoleh 37% dan Ganjar 34,8%. Burhanuddin pun menjelaskan alasan elektabilitas Prabowo tak begitu tajam di saat Ganjar turun. Namun pada sisi lain, pemilih lama Prabowo pindah ke Anies.
"Jadi kalau misalnya betul Mas Ganjar penurunannya sejauh ini harusnya Pak Prabowo lebih tinggi lagi. Salah satunya karena pendukung lama Pak Prabowo yang pindah ke Anies, undecided juga meningkat, naik sekitar 2%," tutur dia.
NasDem menyambut positif hasil survei Indikator Politik itu. Dengan hasil survei ini, dia yakin Anies dan Cak Imin masuk ke putaran kedua.
"Kalau misalnya kita ikuti survei memang belum beranjak dari posisi ketiga. Tapi dari tren yang kami ikuti baik yang hari ini maupun survei yang lain itu trennya buat Mas Anies juga mengalami kenaikan. Dan kenaikan ini penting, karena kenaikan yang dilakukan Mas Anies dan Cak Imin itu semakin memperpendek jarak dengan calon presiden yang lainnya," kata Ketua DPW NasDem Jabar Saan Mustopa yang hadir dalam rilis survei Indikator secara virtual itu, Minggu (12/11).
Saan menyebut tren Anies dalam survei naik. Dia kemudian berbicara kemungkinan Pilpres 2024 dua putaran karena dari beberapa survei belum ada paslon yang memperoleh elektabilitas lebih dari 50%.
"Ada tren naik Mas Anies, ada trennya turun Mas Ganjar. Dan perlu juga saya sampaikan juga bahwa kalau berdasarkan survei, belum ada satu pun baik calon presiden maupun paslon yang menyentuh angka 50%, artinya peluang untuk dua putaran itu sangat besar," katanya.
(lir/imk)