Aktivis '98: Jokowi dan Prabowo Disatukan Narasi Besar Indonesia Maju

Aktivis '98: Jokowi dan Prabowo Disatukan Narasi Besar Indonesia Maju

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Sabtu, 11 Nov 2023 10:27 WIB
Komisaris Independen PTBA Rahmat Hidayat Pulungan
Rahmat Pulungan (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta -

Aktivis 98 yang juga aktivis muda NU, Rahmat Pulungan menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto disatukan dengan narasi besar. Narasi itu yakni Indonesia maju dan tangguh.

"Saya menilai pertemuan Jokowi dan Prabowo itu diikat dalam persamaan narasi-narasi besar, narasi besar Indonesia maju dan tangguh. Tidak ada negara besar tanpa narasi besar. Narasi besar sangat penting karena akan menjadi spirit, mengonsolidasikan potensi, arus utama, dan meminimalisir fragmentasi dalam negeri," kata Rahmat melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023).

"Contohnya, kita bisa lihat Amerika, China, Korea, Uni Emirat, dan negara maju lainnya. Semua negara besar pasti punya narasi besar yang bisa mempersatukan rakyatnya dalam titik tertentu. Seorang presiden dan calon presiden perlu punya kesinambungan dalam narasi besar tentang Indonesia, sehingga hal itu bisa mempercepat proses kemajuan dan keberalanjutan Indonesia. Sekarang ini sosok yang memiliki narasi besar adalah Jokowi dan Prabowo," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku agama dan bahasa. Dia menyebut Indonesia belakangan mengalami fragmentasi serius dengan latar belakang tersebut.

"Negara kita ini terlalu plural, beragam suku, agama dan bahasa. Bahkan, secara geografis Indonesia itu sangat luas dan unik. Namun dalam belakangan ini mengalami fragmentasi yang cukup serius dengan latar beragam dan menarik untuk dipahami," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia menyoroti tiga pasangan capres-dan cawapres di Pemilu 2024.Dia mengelompkan dengan tiga pendekatan.

"Pada Pilpres 2024 ini ada tiga pasang capres-cawapres yang dapat dikelompokkan dengan tiga pendekatan, yaitu berbasis gagasan, nilai dan kepentingan. Kelompok pertama adalah mereka yang bertemu karena kekuatan gagasan. Kedua mereka berkumpul karena persamaan nilai, dan ketiga mereka berjuang karena pertemuan kepentingan," tuturnya.

"Kekuatan gagasan dari kelompok pertama tadi ada pada Jokowi dan Prabowo. Dua tokoh ini sesungguhnya dipertemukan dalam gagasan dan narasi besar untuk Indonesia maju dan tangguh. Nilai dan budaya berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan gagasan yang kuat. Pada masa pemerintahan Jokowi, sesuatu yang awalnya dianggap naif atau aneh, sekarang berubah dan dinilai biasa saja," lanjutnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.




Hide Ads