Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, memberi klarifikasi soal nama Waketum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin masuk daftar rombongan tokoh ormas Islam ke DPP Partai NasDem. Din menjelaskan nama-nama yang tercantum ialah yang bersedia.
"Tokoh Ormas yang diajak bersilaturahim adalah atas undangan, dan yang dicantumkan namanya dalam daftar adalah yang bersedia. Nama Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid diberi catatan dalam kurung tentatif atau tidak pasti," kata Din dalam keterangannya, Selasa (7/11/2023).
Din memberikan klarifikasi terkait protes yang disampaikan Syafruddin. Din mengatakan nama Syafruddin masuk ke daftar belasan orang yang bertemu Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, setelah bertemu dengan Ketua DMI yang juga Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Din mengakui salah memahami isyarat JK. Din mengatakan bertemu JK di sela Aksi Bela Palestina pada Minggu (5/11). Din juga menyampaikan permohonan maaf kepada Syafruddin.
"Hal itu berawal dari suatu kebetulan saya bertemu Ketua Umum DMI Bapak Jusuf Kalla di Monas pada Aksi Akbar Palestina. Saya memberitahu beliau bahwa akan ada rombongan Pimpinan/Tokoh Ormas Islam ke DPP Partai NasDem 6 November 2023 guna menyampaikan aspirasi, dan bertanya apakah ada wakil dari DMI yang mau ikut, dengan menyebut mungkin Wakil Ketua Umum DMI bisa mewakili. Saya salah dalam memahami isyarat Pak JK bahwa beliau setuju," ujar dia.
Berikut klarifikasi Din Syamsuddin:
Klarifikasi tentang nama Waketum DMI Syafruddin dalam Daftar Rombongan Tokoh Ormas Islam ke DPP Partai NasDem
Sehubungan dengan protes Komjen Pol (Pur) Syafruddin, Wakil Ketua Umum DPP Dewan Masjid Indonesia, namanya disebut dalam rombongan Pimpinan/Tokoh Ormas-ormas Islam ke DPP Partai NasDem, disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tokoh Ormas yang diajak bersilaturahim adalah atas undangan, dan yang dicantumkan namanya dalam daftar adalah yang bersedia. Nama Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid diberi catatan dalam kurung tentatif atau tidak pasti.
2. Hal itu berawal dari suatu kebetulan saya bertemu Ketua Umum DMI Bapak Jusuf Kalla di Monas pada Aksi Akbar Palestina. Saya memberitahu beliau bahwa akan ada rombongan Pimpinan/Tokoh Ormas Islam ke DPP Partai NasDem 6 November 2023 guna menyampaikan aspirasi, dan bertanya apakah ada wakil dari DMI yang mau ikut, dengan menyebut mungkin Wakil Ketua Umum DMI bisa mewakili. Saya salah dalam memahami isyarat Pak JK bahwa beliau setuju.
3. Maka ketika Partai NasDem meminta daftar nama yang akan hadir untuk keperluan penyediaan kursi tempat duduk, nama Waketum DMI saya masukkan tapi dalam catatan tentatif atau belum pasti. Waktu beliau mengirim WA tidak akan ikut dengan alasan tidak ikut politik praktis, daftar itu tidak segera diralat (karena sudah ditulis tentatif atau tidak pasti).
4. Jadi tidak benar dicatut, suatu istilah berkonotasi negatif, karena tidak ada keperluan sama sekali untuk itu.
5. Saya sudah minta maaf kepada Pak Syafruddin, namun karena beliau merasa terusak reputasinya sebagai tokoh nasional dan internasional, beliau memprotes lewat media.
6. Saya sekali lagi memohon maaf dan sama sekali tidak mengetahui bahwa itu akan merusak reputasinya sebagai tokoh nasional dan internasional sebagaimana yang ditulis media.
Terima kasih.
M. Din Syamsuddin
Lihat juga Video: Pesan Din Syamsuddin ke Jokowi: Jangan Sering Undang Parpol