Prabowo: Untuk Apa Saya Jadi Presiden Kalau Negara Kita Penuh Kegaduhan

Prabowo: Untuk Apa Saya Jadi Presiden Kalau Negara Kita Penuh Kegaduhan

Adrial Akbar - detikNews
Selasa, 07 Nov 2023 11:47 WIB
Prabowo Subianto kala menghadiri acara Rakernas LDII di Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).
Prabowo Subianto di Rakernas LDII. (Tangkapan layar YouTube LDII TV)
Jakarta -

Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus bakal capres Prabowo Subianto mengatakan bahwa seluruh elite di Indonesia harus bekerja sama. Prabowo menilai untuk apa dirinya menjadi pemimpin jika kondisi dalam negeri gaduh.

Hal itu dikatakan Prabowo kala menghadiri acara Rakernas LDII di Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023). Awalnya Prabowo mengatakan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan seluruh elite rukun dan bekerja sama meski itu sulit dilakukan.

"Rakyat kita membutuhkan seluruh elite rukun, seluruh elite bisa kerja sama. Kadang-kadang sulit, kadang-kadang tidak gampang. Karena sifat manusia, tapi itu yang diharapkan oleh rakyat kita semuanya," ujar Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo juga mengatakan jangan sampai ada pikiran elite yang terlalu sempit. Yaitu pikiran yang tidak mengerti bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya, dan memiliki ambisi masing-masing.

"Jangan sampai terjadi pemikiran-pemikiran yang terlalu sempit. Tidak mengerti negara kita luar biasa. Tidak mengerti negara kita begitu kaya, dan sifat ego sifat ambisi kelompok yang merupakan fenomena wajar, setiap manusia berambisi, punya cita-cita," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan dirinya berpikir tidak mau jadi presiden jika Indonesia penuh dengan kegaduhan dan kekerasan. Untuk itu, dirinya mengatakan Indonesia harus penuh dengab persatuan dan persaudaraan.

"Tetapi waktu itu dibenak saya, untuk apa saya jadi presiden kalau negara kita penuh dengan kerusuhan, kegaduhan dan kekerasan. Saya tidak mau, saya tidak mau," ucapnya.

Dirinya menyebut selalu melakukan persuasi dengan berdiskusi meskipun hal itu melelahkan. Menurutnya memberikan pendapat jauh lebih baik dibanding bertengkar.

"Maaf tapi, dengan hubungan baik, dengan persaudaraan, dengan, persuasi, dengan bicara itu saya belajar bahwa kadang-kadang capek, bicara, bicara tapi bicara meyakinkan memberi argumen memberi data memberi pandangan memberi pendapat jauh lebih baik daripada gontok-gontokan," tuturnya.

"Saya kira para ulama yang paling tahu, ini pun ajaran dari para-para ulama saya. Bahwa kalau bisa kita membuat perbaikan perubahan dengan kata-kata dengan meyakinkan, dengan mempengaruhi," tambahnya.

Simak juga Video: Jokowi Sebut RI Butuh Pemimpin Nasional Kuat, Singgung Nama Prabowo

[Gambas:Video 20detik]



(rfs/rfs)



Hide Ads