Respons Hasto soal Isu Kartu Truf, Nusron: Kami Beri Kesempatan Anak Muda

Respons Hasto soal Isu Kartu Truf, Nusron: Kami Beri Kesempatan Anak Muda

Devandra Abi Prasetyo - detikNews
Senin, 30 Okt 2023 15:23 WIB
Nusron Wahid
Foto: dok. detikcom
Jakarta - Politisi Partai Golkar Nusron Wahid merespons pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto soal isu kartu truf. Menurut Hasto, para ketua umum partai politik pendukung Prabowo-Gibran tersandera kartu truf dan tekanan kekuasaan, sehingga terpaksa mencalonkan Gibran.

Menurut Nusron, alasan utama yang membuat partai politik memberikan dukungannya kepada Prabowo-Gibran adalah memberikan kesempatan kepada anak muda, bukan karena kartu truf sebagaimana yang disebut oleh Hasto.

"Soal memilih Gibran, kami memilihnya karena kami memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada anak muda agar memimpin bangsa Indonesia, bukan karena kartu truf. Justru karena Gibran menjamin keberlangsungan kartu-kartu 'sakti' dari pemerintahan Presiden Joko Widodo," ujar Nusron dalam keterangan tertulis.

Nusron menambahkan bahwa 'Kartu Sakti' tersebut merupakan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Prakerja, Kartu Anak Sehat, dan yang lainnya. Kartu-kartu yang menurutnya telah membawa banyak manfaat untuk Indonesia.

"Seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), KIP Kuliah, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Prakerja, Kartu Anak Sehat. Kartu-kartu itu yang justru membawa kemanfaatan untuk rakyat Indonesia. Dorongan dari suara rakyat tersebut yang membuat kami memilih Gibran. Bukan kartu truf," tambahnya.

Nusron menambahkan, soal anggapan Hasto mengenai pembangkangan konstitusi dan rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK), justru Presiden Jokowi adalah figur yang taat dan patuh terhadap konstitusi dan rakyat. Hal ini terbukti dari sikap Presiden Jokowi yang tidak berpendapat apapun terkait berita pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo, sebelum ada landasan konstitusionalnya.

"Tidak ada istilah pembangkangan rakyat, justru ingin memenuhi panggilan dari rakyat, bukan panggilan dari partai. Sebab, sejak awal Pak Jokowi menjadi Presiden dan Mas Gibran menjadi Wali Kota Solo adalah untuk mengabdi dan melayani rakyat, bukan untuk mengabdi dan melayani partai. Karena hakikat seorang pemimpin adalah petugas rakyat, bukan petugas partai," ungkapnya.

Selanjutnya, terkait keanggotaan Gibran di partai Golkar, Nusron menambahkan jika sampai saat ini Gibran belum menjadi kader Golkar dan tidak memaksakan agar Gibran masuk. Menurutnya, biarlah semuanya mengalir dan segala keputusan ada di tangan Gibran.

"Biarkan semua mengalir dan kami serahkan sepenuhnya ke Mas Gibran. Saat ini fokus kami adalah bagaimana pasangan Prabowo-Gibran bisa menang, bukan mengejar status dan keanggotaan Mas Gibran di partai Golkar," tutupnya.

Simak juga Video 'Djarot Ngaku Gagal Tanamkan Ideologi PDIP, Contohkan Pembangkangan Gibran':

[Gambas:Video 20detik]



(anl/ega)




Hide Ads