Diskusi publik GoGo Bangun negeri membahas Paparan Hasil Riset persepsi Publik Calon Wakil Presiden bertajuk 'Peluang Yusril Ihza Mahendra Jadi Cawapres Prabowo'. Yusril dinilai menjadi sosok yang memiliki kapabilitas, profesionalitas, leadership, manajerial, pengalaman pengelolaan pemerintahan, dan kualitas lainnya untuk memimpin Indonesia.
Founder GoGo Bangun Negeri & Komunikolog Indonesia Emrus Sihombing mengungkapkan setidaknya ada tujuh alasan utama Prabowo cocok berpasangan dengan Yusril Ihza Mahendra pada Pemilu 2024.
Pertama, Yusril dinilai memiliki magnet elektoral yang sangat bagus, utamanya dari luar Pulau Jawa. Modal elektoral ini menjadi faktor penting bagi Prabowo untuk memenangkan Pilpres 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, Yusril Ihza Mahendra mempunyai relasional yang sangat dekat dengan tokoh agama dan komunitas religius yang penganutnya mayoritas di negeri ini. Tentu ini juga merupakan modal politik elektoral pada Pilpres 2024. Lalu Yusril Ihza Mahendra sangat dikenal masyarakat luas secara nasional karena ketokohannya," jelas Emrus dalam keterangan tertulis, Minggu (15/10/2023).
Ia menambahkan Yusril juga dikenal sebagai guru besar hukum yang kredibel dan pengacara kawakan. Serta telah mengawal berbagai kasus mendapat sorotan dan dukungan positif dari berbagai kalangan di tengah masyarakat.
"Pandangan profesor hukum ini acapkali mendobrak kebuntuan hukum di ruang publik. Ia selalu memberikan melontarkan ide dan gagasan hukum serta menawarkan solusi hukum dalam suatu diskusi atau dialog," paparnya.
"Alasan lainnya sebab Yusril Ihza Mahendra menjadi pasangan bagi Prabowo untuk menawarkan kedaulatan hukum di Tanah Air. Sebab, sampai saat ini, penanganan hukum di negeri kita masih jauh dari harapan mayoritas rakyat Indonesia," imbuhnya.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang yang juga salah satu partai pengusung Prabowo ini dinilai sangat rendah hati dan tidak krasak-krusuk. Bahkan, Yusril memposisikan dirinya sebagai cawapres alternatif, jika terjadi deadlock di koalisi Prabowo.
"Sebab, di koalisi ini bisa saja terjadi kekuatan tarik-menarik dengan muatan politik sektoral masing-masing partai. Padahal sebenarnya, menurut hemat saya, Yusril Ihza Mahendra punya kompetensi untuk jadi Cawapres," ungkap Emrus.
Sementara itu, Pakar Hukum Tata Negara Fahri Bachmid menyebut Yusril dapat mewakili suara nasional karena merepresentasikan kemajemukan Indonesia.
"Capres dan Cawapres terpilih ini menurut Undang-Undang harus mendapatkan suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara, dengan sedikitnya 20 persen suara di setiap Provinsi yang tersebar di lebih setengah jumlah Provinsi di Indonesia," terang Fahri.
"Yusril Ihza Mahendra jadi harapan terakhir yang mewarisi suatu sistem ketatanegaraan yang kuat, mampu membangun satu sistem yang mampu mengayomi semua pihak dan semua potensi anak bangsa," sambungnya.
Halaman Selanjutnya: Prabowo Butuh Cawapres Berpengalaman
Simak Video 'Kejutan di Rakernas Projo: Dibuka Jokowi, Gibran Hadir, Dukung Prabowo':