Bakal calon wakil presiden (bacawapres) Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjelaskan awal mula dia memutuskan menerima menjadi calon pendamping Anies Baswedan. Cak Imin berkelakar soal usia tentang siap yang seharusnya menjadi capres atau cawapres.
"Kalau bisa kita maksimalkan, kita akan maksimalkan 2024 untuk perbaikan-perbaikan. Inilah koalisi yang saya juga bersepakat kata Mas Anies semua hal kita selesaikan secara UGM kira-kira, maksudnya pokoknya saling percaya dan di depan para kiai di Jatim kita declare bahwa Mas Anies dan saya dwi tunggal yang akan menata bangsa kita ke depan," kata Cak Imin dalam acara Temu Juang aktivis, Kafe UC UGM Bulaksumur, Jogja, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Cak Imin: Anies Bukan Radikal, tapi Liberal |
Menurutnya, kesatuan pasangan AMIN ini penting diperkenalkan ke publik. Cak Imin kemudian berkelakar usianya lebih muda dari Anies semestinya bisa menjadi presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dwi tunggal itu penting, usia Mas Anies itu lebih muda dari saya. Harusnya saya yang jadi capres. Kedua saya punya partai, Mas Anies nggak punya partai. Tapi karena kita sepakat mana yang terbaik," ujar Cak Imin.
"Jadi saya ingat dulu waktu jadi zaman aktivis, sudahlah perbedaan itu biasa yang penting musuhnya satu. Turunkan Orde Baru, lahirkan demokrasi dan reformasi. Musuh kita hari ini satu, stagnasi dan kemandekan tidak berdaya," katanya.
Ia kemudian menjelaskan alasan mengedepankan perubahan sebagai visi yang dibawa AMIN. Cak Imin mengatakan setelah bertemu dengan masyarakat, dirinya pun bertekad untuk membawa hal itu jika terpilih menjadi pemimpin bangsa ke depan.
"Saya bertemu berbagai lapisan masyarakat, saya menangkap ada sesuatu yg bisa dilakukan lebih cepat, lebih baik, dan istilah Pak JK lebih maju dan lebih adil. Harusnya bisa. Tidak minimalis salah satunya adalah kita bicara ketahanan pangan saya kira sudah 15 bahkan 20 tahun Kita bicara ttg kemandirian pangan, hampir 20 tahun bicaranya," kata Cak Imin.
"Tapi kayaknya ada stagnasi yang terus menerus dalam hal ini, saya tidak dalam kapasitas menyalahkan Pak SBY dan Pak Jokowi 10 tahun, tapi kayaknya ada sesuatu yang menjadi kabut kenapa Pak SBY juga waktu itu sepakat kemandirian pangan, Pak Jokowi juga sepakat kemandirian pangan, malah trisakti yang menjadi doktrin nyata ada. Tapi kayak ada kabut," imbuhnya.
Simak juga 'Cak Imin Ingin Kalahkan PDIP di Jateng, Bambang Pacul: Kita Jauh Lebih Siap':