Total ada 75,4 juta Generasi Z atau Gen Z yang akan memilih pada kontestasi Pemilu 2024. Tak heran, kini suara Gen Z pun jadi rebutan para bakal calon presiden (bacapres) yang akan maju di Pilpres 2024. Memangnya seperti apa sih sosok pemimpin yang diinginkan mereka?
Gen Z merupakan kelompok pemilih yang lahir pada 1997-2012. detikcom mewawancarai anak-anak muda yang masuk dalam kategori Gen Z di kawasan Bundaran HI dan Blok M.
Sosok pemimpin yang diinginkan Gen Z ini beragam. Salah satunya seperti yang diungkapkan Khalifa (18. Khalifa ingin pemimpin yang terpilih nanti bisa bertukar pikiran dengan Gen-Z. Dia menyebut banyak Gen Z yang bisa menyumbang ide kreatif untuk bangsa Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sama dekat ke kaum kaum Gen Z milenial sih mungkin kaum kaum Gen Z milenial kan punya pikiran yg kreatif kan ke depan lebih maju, jadi bisa tukar pikiran dengerin kata - kata teman-teman sih," kata Khalifa
Dia juga ingin pemimpin yang terpilih nantinya juga bisa lebih banyak membangun taman literasi. Terutama, kata Khalifah, di daerah pelosok di Indonesia yang jarang tersentuh.
"Infrastruktur sekolah sih kayak di taman literasi kayak gini harus ada di daerah-daerah mungkin agak pelosok-pelosok sana, harus lebih adil aja sih menurut aku," imbuhnya.
Dia ingin pemimpin harus mau mendengarkan pendapat rakyat, terutama Gen Z, agar aksi demo tidak terjadi terus menerus.
"Pesannya sih itu tadi ya, mau dekat sama kita (Gen Z), mau bertukar pikiran, jangan ambil keputusan sendiri maksudnya kayak dengerin apa kata masyarakat terutama para Gen Z ya kayak gitu sih biar tidak ada aksi demo yang kayak kemarin-kemarin," kata Khalifa.
Lain halnya dengan Agnes. Remaja putri berusia 18 tahun ini menaruh harap banyak pada pemimpin yang terpilih nanti. Dia berharap pemimpin yang terpilih bisa membangun infrastruktur dan transportasi bukan hanya di Ibu Kota, tapi di luar Ibu Kota seperti di Kalimantan.
"Yang saya harapkan pastinya bisa membangun Indonesia ke negara yang lebih berkembang. Terus infrastruktur, transportasi di Indonesia juga merata tidak hanya di Ibu Kota tapi luar Ibu Kota seperti di luar Jawa ya terutama. Karena saya dari Kalimantan itu terasa sekali perbedaan di sini dengan di Kalimantan," kata Agnes.
Agnes yang berasal dari Kalimantan ini juga ingin fasilitas transportasi seperti MRT dan kereta juga ada di daerahnya. Dia berharap pemimpin yang terpilih nanti akan mempertimbangkan itu.
"Masih belum terlalu banyak seperti MRT, Kereta, terus Transjakarta. Itu masih belum. Masih belum terlalu di fasilitasi lah. Masih kendaraan pribadi," ujarnya.
Dhanan (17) punya kriteria yang tidak muluk-muluk untuk calon presiden yang terpilih nanti. Dia mengaku hanya ingin pemimpin yang dekat dengan masyarakat kalangan bawah.
"Mungkin fokusin ke warga-warga aja sih, kan banyak juga tuh pemimpin yang melupakan warga di bawah terus kayak semena-mena terus berkuasa, yang penting jangan lupa sama warga warga di bawah," kata Dhanan.
Dia ingin pemimpin yang terpilih nanti juga bersikap tegas terhadap pemberantasan korupsi. Dia mengaku kesal para koruptor sudah banyak memakan uang negara.
"Korupsi mungkin. Lebih ditegesin lagi karena banyak banget, apalagi yang terbaru itu kasus yang Papua itu sampai sekitar 1 triliunan itu gila sih. Jadi menurut saya itu lebih ditegesin lagi biar tidak banyak memakan uang uang negara," kata Dhanan.
Rupanya, ada juga Gen Z yang tidak memiliki kriteria apapun soal sosok calon presiden terpilih nanti. Katanya, dia masih 'trust issue'. Cerita selengkapnya ada di halaman berikutnya.
Simak juga 'Milenial Dominasi Jumlah Pemilih di Pemilu 2024':
Dia adalah Thesar (20). Thesar mengaku saat ini tidak punya kriteria apapun untuk sosok pemimpin 2024 karena memiliki trust issue atau kehilangan kepercayaan terhadap calon yang akan maju sebagai presiden.
"Gue sih nggak punya any specific criteria karena gua sendiri pun punya trust issue sama calon-calon yang bakal maju jadi mungkin gua harus cari-cari lagi tentang background mereka di internet," kata Thesar.
Thesar pun mengungkap alasan dirinya masih tidak peduli dengan politik. Dia mengaku sering melihat di internet soal pejabat yang program kerjanya belum terlaksana.
"Based on selama gue cari-cari di internet ya dan beberapa orang yang udah milih, ada yang misalnya program kerjanya belom terlaksana lah dari campaign-campaign mereka sebelum mereka terpilih," tuturnya.
Akan tetapi, dia meminta presiden terpilih nantinya dapat membangun infrastruktur secara merata di seluruh Indonesia. Dia menyebut pembangunan di daerah-daerah cenderung mandek.
"Bagian infrastruktur yang belum merata ke seluruh Indonesia gitu, karena yang kita tahu ya atau based on my experience, itu kalau di daerah Ibu Kota itu pembangunannya tuh kalau bisa dibilang lancar dari daerah-daerah lainnya gitu," ujarnya.
Thesar mengaku juga belum tahu ada pemilihan legislatif (pileg) yang juga akan digelar pada 14 Februari berbarengan dengan pemilihan presiden (pilpres). Dia mengaku belum tertarik untuk mengetahui profil calon legislatif.
"Belum karena emang dari gua sendiri belum cari-cari tahu," kata Thesar.
Baca juga: Pemilih Muda sebagai "Game Changer" |