"Biasanya kita katakan jas merah, jangan sekali-kali lupakan sejarah. Kalau di PKB jas hijau, jangan sekali-kali lupakan jasa ulama, jas hijau," kata Jazilul mengawali pendapatnya di acara PKB Mendengar 'Gus Imin Pilih Siapa?' di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).
Jazilul PKB memiliki hubungan yang panjang dengan PDIP. Ia mengatakan PKB hanya berbeda jalan selama dua periode, ketika mendukung SBY untuk maju pada pilpres.
"Cuma berbeda jalan (sama PDIP) dalam dua periode ketika bersama Demokrat, dan kemudian bersatu jalan lagi ketika zaman Pak Jokowi, jadi 10 tahun, 10 tahun," tutur Jazilul.
"Partai berbasis Islam hari ini tetap PKB. Jadi kalau lihat sejarah PKB itu lebih panjang hubungannya dengan PDIP, lebih panjang hubungannya dengan Demokrat atau bahkan NasDem," sambungnya.
Ia lantas mengatakan jika hubungan dengan Gerindra baru-baru ini seperti cinta lokasi. Ia mengatakan untuk pilpres, PKB belum memiliki rekam jejak dengan Gerindra.
"Yang jelas, dengan Gerindra baru ketika Gerindra bergabung di pemerintahan Jokowi periode akhir bersama PKB. Di pilpres belum pernah sama sekali. Nah, tapi sejak Agustus kita sudah teken kontrak yang baru, yang historinya nggak terlalu lama," ujar Jazilul.
"Makanya kader PKB, para ulama, pengamat juga, 'Ini kok nggak jadi-jadi ya', ya memang nggak tahu caranya kelihatannya, masih baru, belum tahu caranya, belum begitu paham caranya, sudah 11 bulan kok belum," tutur Wakil Ketua MPR RI ini.
Baca juga: Prabowo yang Tak Mau Gus Imin ke Mana-mana |
Jazilul mengatakan PKB akan setia jika partai di koalisi juga mengambil sikap yang sama. Ia lantas menyinggung ungkapan akan lepas jika pihak terkait tak jelas menentukan sikap.
"Apa itu, ada di YouTube-YouTube itu loh, 'lu 11 aku 12, lu nggak jelas gw lepas' ha-ha-ha.... Lu nggak jelas, gw lepas, yang saya maksud kehadiran para sahabat-sahabat semua, para pengamat ini, waktunya tinggal 200 hari ini lagi, menuju 19 Oktober nggak sampai 200, kira-kira 60 hari lagi," ungkapnya. (maa/gbr)