Isu mencuat soal pergantian Wamenag Zainut Tauhid akibat anaknya, Najmmi Mumtaza, menjadi caleg Partai Perindo dan juga kehadiran Zainut di acara tersebut. Plt Ketum PPP Mardiono menegaskan pergantian Zainut sebagai hal lumrah dalam dinamika di PPP.
"Itu kan soal pergantian itu sudah menjadi kebiasaan ya. Saya juga begitu kan dulu saya anggota wantimpres tiga tahun kurang sedikit, karena organisasi itu sedang membutuhkan makanya saya diganti dan menggantikan saya baru dilantik," kata Mardiono di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023).
Mardiono juga membantah pergantian Zainut dari posisi Wamenag akibat anak Zainut bergabung menjadi kader Perindo. Menurutnya, reshuffle merupakan kewenangan presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada, kita nggak ada. Tentu Pak Presiden sebagai yang memiliki hak prerogatif ya tentu mengambil keputusan ya melalui penelaan yang luas dan tidak semata-mata dari partai ya," katanya.
"Pak Presiden memiliki perangkat ya untuk menentukan siapa apakah itu warga masyarakat, kader partai dan lain-lain yang pas untuk menempati pada jabatan itu. Jadi tentu pak presiden sudah memiliki perangkat untuk itu semua," tambahnya.
Sebelum reshuffle kursi Wamenag, Zainut Tauhid sempat memicu kontroversi setelah dirinya menghadiri acara Perindo. Kala itu, Zainut menghadiri acara pelantikan anaknya, Najmmi Mumtaza Rabbany yang juga eks Sekretaris DPW PPP DKI, sebagai kader Perindo pada Jumat 28 April 2023.
Kader PPP lantas memprotes kehadiran Zainut di acara Perindo dengan Anggota Departemen DPP PPP Erwin Azmi mengusulkan pencopotan. "Jika punya etika, sudah seharusnya Zainut mundur dari kursi Wamenag, jika tidak harus segera dicopot dengan tidak hormat," kata Erwin saat itu.
Suara pencopotan Zainut juga muncul dari daerah. Ketua DPW PPP Nusa Tenggara Timur Djainuddin Lonek meminta Zainut untuk keluar dari partai jika memang tidak betah di PPP.
"Partai politik memiliki kewenangan untuk mengusulkan kadernya dicopot dari kursi wakil Menteri. Saya kira banyak kader PPP yang memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan tersebut, selain memiliki pengetahuan agama yang baik juga loyal terhadap partai. Kalau kader partai yang tidak loyal terhadap partai kemudian menduduki jabatan publik atas usulan partai itu harus diganti," kata dia, Minggu (30/4).
Zainut saat itu sudah mengklarifikasi kontroversi ini. Zainut menyatakan kehadirannya di acara PPP murni sebagai ayah Najmi, bukan Wamenag. "Saya datang bukan sebagai Wamenag, tapi sebagai ayah dari Najmi Mumtaza Rabbany. Saya datang ke lokasi acara jam 16.00 WIB sehingga tidak saat jam kerja," katanya, Sabtu (29/4).
Simak juga Video 'Mardiono: PPP Sejak Awal Pilih Ganjar Pranowo':