Dalam politik beberapa tahun lalu, PDIP dan Partai Demokrat tidak dikenal sebagai dua partai yang mesra satu sama lain. Namun kini jelang Pemilu 2024, hubungan kedua belah pihak semakin asik saja. Demokrat menjamin tak akan mengubah dukungan pencapresan, Anies Baswedan.
Partai Demokrat kini lebih akrab dengan Partai NasDem dan PKS sebagai satu kelompok pendukung Anies, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Mereka mau menyukseskan Anies Baswedan untuk menjadi Presiden RI lewat Pemilu 2024. Di sisi lain, PDIP mau menyukseskan Ganjar Pranowo untuk menjadi Presiden RI lewat kontestasi yang sama pula.
Partai NasDem, rekan sekoalisi Demokrat, sempat menunjukkan gestur politik cemburu melihat Demokrat dekat-dekat dengan PDIP. Maklum lah, kalau salah satu dari tiga partai pendukung Anies mundur maka Anies bakal susah banget maju Pilpres 2024 soalnya presidential threshold bakal berat dipenuhi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tujuannya untuk mengganggu, hukumnya haram," kata Ketua DPP Partai NasDem, Effendy Choirie atau Gus Choi saat dihubungi, Jumat (7/7) kemarin.
Lihat juga Video 'PDIP Ungkap Akan Ada Parpol yang Merapat Akhir Juli-Agustus':
Selanjutnya, tanggapan Demokrat:
Demokrat jamin tak ubah dukungan
Demokrat sendiri lebih santai menanggapi. Mereka menilai hubungan baik partainya dengan PDIP tak akan mengganggu kepentingan pencapresan Anies Baswendan. Demokrat menjamin pihaknya bakal tetap mendukung Anies.
"Hubungan baik ini tak mempengaruhi sikap dan pilihan politik Partai Demokrat yang tetap istikamah memperjuangkan aspirasi perubahan dan perbaikan bersama Mas Anies Baswedan sebagai capres," kata Kamhar kepada wartawan, Sabtu (8/7).
Komunikasi dengan PDIP yang saat ini terjalin bukan untuk kepentingan Pemilu 2024. Melainkan, bentuk kedewasaan politik untuk meningkatkan kualitas demokrasi.
"Jadi ini bukan interaksi politik untuk kepentingan jangka pendek terkait Pemilu, melainkan ini interaksi politik kebangsaan yang dibangun di atas kesadaran pentingnya kolaborasi dan sinergi dari seluruh elemen bangsa untuk menunaikan janji-janji kemerdekaan," jelas Kamhar.
![]() |
Selanjutnya, kata PDIP:
Kata PDIP
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih membangun dialog dengan Partai Demokrat dan Partai NasDem. Hasto mengungkap ada sejumlah partai politik (parpol) yang bakal bergabung mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di 2024.
"Kami kan juga membangun dialog dengan Partai Demokrat. Kami bangun hubungan dengan Partai Demokrat. Bahkan beberapa waktu yang lalu, Pak Utut juga melaporkan bertemu dengan Pak Victor Laiskodat dari Nasdem," kata Hasto kepada wartawan di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2023).
Hasto mengatakan pertemuan antarpartai itu intens dilakukan dengan mengedepankan etika politik. Hasto mengungkap ada partai yang meminta waktu hingga Juli dan pertengahan Agustus untuk menentukan keputusan bergabung atau tidak. Hasto pun menyebut ada partai yang menunggu 'lamaran'.
Di sisi lain, Hasto juga menyindir Anies yang notabene capres yang didukung Demokrat dkk. Tema yang disinggung adalah soal pengumuman cawapres untuk capres PDIP Ganjar Pranowo. Hasto menyinggung ada capres yang sudah lebih lama dideklarasikan namun tak kunjung memutuskan pendampingnya.
"Yang mengumumkan capres 11 bulan lalu juga belum memutuskan. Kami kan baru bulan April. Jadi masih digodok, dilakukan pendalaman tapi pasti akan diambil keputusan," kata Hasto.
![]() |
Tak ada lagi selain Ganjar yang sudah dideklarasikan parpol untuk menjadi capres kecuali satu nama lain yakni Anies Baswedan. Bila Hasto menyebut capres yang diumumkan 11 bulan lalu, maka pada 11 bulan lalu ada NasDem yang mendeklarasikan dukungan pencapresan untuk Anies, yakni pada Oktober 2022.
(dnu/dnu)