Demokrat Respons Megawati, Tegaskan SBY Menang Bukan karena Tampang

Demokrat Respons Megawati, Tegaskan SBY Menang Bukan karena Tampang

Dwi Rahmawati - detikNews
Minggu, 25 Jun 2023 15:31 WIB
Wasekjen PD Rachland Nashidik
Foto: Rachland Nashidik. (Farih-detikcom)

Rachland mengatakan persepsi Megawati dan PDIP yang merasa paling sendiri bisa saja sudah mengakar di masyarakat. Meski belum benar kebenarannya, tetapi bisa saja saat itu publik ingin memilih pemimpin asalkan bukan PDIP.

"Tentu saja persepsi ini belum tentu benar. Tapi sebagai fakta sosial, persepsi itu hidup dan tidak bisa diremehkan. Malah bisa mengundang sentimen 'Asal Bukan Merah', dalam Pemilu mendatang," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Rachland menilai SBY mampu memenangkan Pemilu saat itu lantaran memiliki pengalaman yang baik. Selain cerdas, kata dia, SBY juga dinilai lebih cakap untuk menyaingi Megawati.

"Apalagi, rival terkuat yang mengalahkannya bukan saja seorang lelaki dan ganteng, tapi juga cerdas, berpengalaman dan kharismatik. Pendeknya, dipandang oleh pemilih jauh lebih cakap untuk menjadi Presiden dibanding Ibu Mega," tutur Rachland.

ADVERTISEMENT

"Jadi, kalau kita mau mengambil pelajaran dari masa lalu, bukan sekadar membicarakannya dengan hati kesal, itulah bahwa bagi negeri sebesar dan se-kompleks Indonesia, dibutuhkan para pemimpin yang terbuka untuk bekerjasama dengan semua dan setiap warga bangsa," lanjutnya.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengatakan memimpin negara tidaklah mudah. Untuk itu dia meminta rakyat tak memilih pemimpin berdasarkan parasnya saja.

Dia lalu menceritakan pengalamannya ketika hendak maju kembali sebagai presiden. Kala itu, kata Megawati, ada seorang ibu-ibu yang menyatakan ingin memilih pemimpin ganteng.

"Kalau mau milih pemimpin jangan hanya lihat tampangnya. Aduh Ibu suka pusing. Ada dulu ya, kan waktu dulu Ibu mau jadi presiden lagi, terus ada ibu-ibu bilang begini, 'Aduh Ibu, maaf. Sebetulnya saya mau milih Ibu lagi, tapi saya kok kepingin milih yang ganteng'," kata Megawati di acara Puncak Bulan Bung Karno, Sabtu (24/6/2023).

Untuk diketahui, pada 2004, Megawati mencalonkan diri sebagai presiden dan Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presidennya. Dalam putaran kedua Pemilu 2024, Megawati dan Muzadi berhadapan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK). Dalam Pilpres tersebut Mega kalah dengan SBY yang kini merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Lalu pada periode Pilpres berikutnya, 2009, Mega kembali mencalonkan diri sebagai capres dengan Prabowo sebagai wakil presidennya. Kontestan paslon lainnya adalah SBY dan Boediono, lalu JK-Wiranto. Megawati kembali kalah dengan SBY-Boediono.


(dwr/eva)



Hide Ads