Pertanyaan pertama, "Apakah benar Bapak mengatakan, 'Saya ini sebenarnya sudah di comberan, kemudian saya diwongke (dimanusiakan) Ibu Megawati'. Benar nggak?." Panda mengatakan, SBY kala itu menjawab 'nanti saya jawab' dan bertanya pertanyaan kedua.
Panda kemudian melontarkan pertanyaan kedua. "Apakah benar Bapak pernah membuat kegiatan politik di Kantor Menko Polhukam? Ibu mengetahui, karena selaku Presiden mendapat informasi A1 juga," tanya Panda kala itu.
Usai mendengar pertanyaan kedua, Panda menyebut SBY saat itu terdiam cukup lama. "Oke, nanti saya jawab," tulis Panda mengutip SBY kala itu yang disebutnya sembari menggeser posisi duduknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan ketiga dilontarkan Panda. "Ketika sidang kabinet dipimpin Presiden Megawati, beliau bertanya, 'siapa di antara kita yang maju di pilpres?' Pak SBY menjawab tidak maju. Apakah itu benar?", tulis Panda lagi menceritakan ulang pertanyaannya ke SBY kala itu.
Panda mengatakan SBY saat itu tercengang dan tercenung, seakan tidak percaya dengan pertanyaan Megawati. Keheningan pun mewarnai pertemuan itu cukup lama. Panda mengaku kemudian memecah keheningan itu dengan melontarkan pertanyaan, "Ketika Presiden Megawati menerima Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti di Istana Merdeka, kemudian Pak SBY datang ingin bertemu Ibu Presiden, karena itu pertemuan dengan Kuntjoro-Jakti dipercepat supaya Megawati bisa menerima Pak SBY. Pada pertemuan itu, Pak SBY mengatakan 'Saya bersedia menjadi wakil presiden mendampingi Ibu Mega'. Apakah ini masih diingat Pak Susilo? Apakah yang disampaikan Ibu Megawati ini benar?".
Wajah SBY, kata Panda, kala itu kaku tidak menoleh kepadanya. Mata SBY pun disebutnya menerawang ke meja porselin dekat pintu ruangan Istana Merdeka.
Panda mengungkapkan, pertanyaan kelima yang diajukannya kembali menjadi pemecah kebekuan malam itu. "Pak SBY mengatakan sering dikucilkan oleh Ibu Megawati, tidak diundang dalam rapat kabinet. Apakah itu betul?", tulis Panda lagi menceritakan kembali pertanyaan yang diajukannya ke SBY.
SBY kala itu disebutnya tampak terperangah. Panda mengatakan tak satu pun pertanyaannya dijawab SBY. Kala itu, lanjutnya, SBY justru menyandarkan punggung ke sofa dan mengarahkan kepalanya ke langit-langit dengan mata terpejam. Panda mengatakan momen itu terjadi 30 menit lamanya.
Untuk memecah keheningan, Panda kala itu kembali melontarkan pertanyaan ke SBY. Dia bertanya apakah ada yang salah dengan pertanyaan yang diajukan itu. SBY, kata Panda dalam bukunya, menjawab 'tidak' sembari menggelengkan kepala.
"Terus, apa yang saya sampaikan nanti ke Ibu Megawati tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu?", demikian pertanyaan yang diajukan Panda kala itu ke SBY. Panda menuturkan SBY saat itu menjawab 'nanti akan saya jelaskan'.
Panda kemudian mengaku menyampaikan hasil pertemuannya dengan Megawati di Denpasar, Bali. Panda mengatakan kala itu Megawati merespons ketus hasil percakapannya dengan SBY.
"Dia tidak jujur. Kalau dia jujur, mudah menjawab pertanyaan itu semua. Itulah kalau berbohong," kata Megawati kala itu seperti yang dituliskan Panda kembali. Panda juga menyebut raut kekecewaan tampak di wajah Ketum PDIP itu.
Panda melanjutkan hal itulah yang kemudian membuat Megawati tidak 'happy' bertemu SBY. Hal itu jugalah yang disebut Panda mendasari penolakan Megawati untuk hadir di acara kenegaraan saat SBY memimpin.
(fca/azh)