DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membantah pengurus hingga kader-kader di Palembang mengundurkan diri. DPP PSI menegaskan mereka dipecat karena melakukan pelanggaran maha berat.
"Bukan mundur melainkan dipecat. Karena melakukan pelanggaran maha berat," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie saat dikonfirmasi, Kamis (22/6/2023).
Sementara itu, dihubungi terpisah, Juru Bicara PSI Sigit Widodo juga menyampaikan hal yang sama. Dia menyampaikan ada beberapa pelanggaran berat yang dilakukan Ketua DPD PSI Kota Palembang Toni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setahu saya Bro Toni ini melakukan beberapa pelanggaran sehingga diberhentikan sebagai Ketua DPD PSI Palembang," ucap Sigit.
Dia menyebut pelanggaran yang paling berat yakni memungut biaya kepada bacaleg PSI. Padahal, kata dia, PSI selalu mengedepankan antimahar.
"Yang paling berat beliau memungut biaya pada bacaleg, padahal di PSI kami tegas antimahar dan tidak bersedia datang ketika diminta klarifikasi," ujar dia.
Sebelumnya, pengurus dan kader DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Palembang ramai-ramai mengundurkan diri. Mereka mundur karena kecewa dengan kepemimpinan di DPW PSI Sumsel.
"Betul seluruh (pengurus) PSI di bawah kepemimpinan saya mengundurkan diri," kata Ketua DPD PSI Kota Palembang Toni, saat dihubungi detikSumbagsel, Kamis (22/6).
Dia mengungkapkan alasan mengundurkan diri karena kecewa dengan kepemimpinan DPW Sumsel, Hermanto. Menurutnya Hermanto dianggap kurang siap dalam menghadapi pemilu dengan banyaknya ketua-ketua DPD kabupaten/kota yang dipecat.
Dia mengatakan, kader-kader yang mundur dari PSI hampir 100 persen jumlahnya 1.000 lebih. Bukan hanya itu, sambungnya, caleg-caleg yang didaftarkan ke KPU Kota Palembang juga mengundurkan diri.
"Bacaleg Palembang 50, dan kita daftarkan semua. Yang mundur sekitar 30-an kemungkinan akan bertambah karena teman-teman sudah kecewa karena mereka seperti diimingi-imingi jabatan. Pointnya seperti itulah," ujarnya.
Simak juga Video '3 Partai Siap Antarkan Kaesang Jadi Depok 1':