NasDem: Berarti Ngajak Mega Rekonsiliasi
Sementara itu, Partai NasDem menilai AHY masuk bursa cawapres Ganjar Pranowo membawa kesan positif. Apa hal positif tersebut?
"Bagus, karena PDIP mau sama AHY, mau sama Demokrat, mau sama Pak SBY," kata Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi kepada wartawan, Rabu (7/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NasDem menilai AHY masuk bursa bakal cawapres pendamping Ganjar bermakna ajakan rekonsiliasi terhadap Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Selama ini diketahui PDIP kerap berseberangan sikap politiknya dengan Partai Demokrat.
"Kalau itu bener berarti Bu Mega dan Mba Puan ngajak rekonsiliasi," sambungnya.
![]() |
PDIP Serius Sebut AHY
Jubir PKS Muhammad Iqbal menilai pernyataan Puan Maharani soal AHY masuk dalam radar cawapres Ganjar Pranowo hanyalah gimik memecah Koalisi Perubahan. Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan partainya serius soal AHY masuk daftar cawapres Ganjar.
"Bagi kami sesungguhnya pilihan-pilihan nama-nama itu kami tidak punya kehendak, tidak punya niat, tidak punya kehendak, dan politik kami adalah politik yang dilandasi etik, moral," ujar Said Abdullah kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6).
"Maka ketika menyebut bahwa salah satunya AHY kami serius, tidak main-main," imbuhnya.
Said mengatakan penyebutan nama AHY itu tidak untuk merusak koalisi partai lain. Apalagi, kata Said, untuk meremehkan AHY.
"Jangan kemudian diasosiasikan penyebutan AHY hanya akan merusak partai lain, koalisinya, atau dengan segala hormat dan dengan segala kerendahan hati ketika menyebut AHY seakan-akan kemudian akan meremehkan AHY," tuturnya.
Said mengatakan penyebutan nama AHY tak berhubungan dengan menarik Partai Demokrat dari pencapresan Anies Baswedan. Menurutnya, semua partai berhak mencari cawapres.
"Nggak ada urusan, kan setiap partai politik berhak mencari cawapres dan tidak ada larangan. Monggo Pak Anies mau cari siapa, kami tidak akan menghalang-halangi, bahkan Mas Anies mau nyebut Mbak Puan pun, boleh," ungkap Said.
"Sama halnya Bapak Prabowo, mencari cawapres, siapa pun monggo karena masih dalam batas kewenangan dan otonomi serta kedaulatan partai masing-masing," lanjutnya.
(rfs/rfs)