Amien kemudian mengungkit soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah masa jabatan Pimpinan KPK dari 4 tahun menjadi 5 tahun. Dia membawa-bawa urusan hubungan Ketua MK Anwar Usman dengan Jokowi dalam kritiknya ini.
"MK yang diketuai adik iparnya, Anwar Usman, memutuskan menambah satu tahun lagi buat Firli Bahuri cs sebagai Pimpinan KPK. Jadi Anwar Usman yang sering mengatakan tidak pernah takut kepada siapapun kecuali Allah SWT ternyata juga takutnya pada kakak iparnya, Kakanda Joko," ucap Amien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amien juga mengkritik Tim Percepatan Reformasi Hukum yang dibentuk Menko Polhukam Mahfud Md. Dia menyebut tim itu bekerja hingga Desember 2023 dan hasil kerjanya akan disodorkan ke pemerintahan yang dibentuk oleh presiden hasil Pemilu 2024.
"Jadi tim percepatan reformasi hukum ini sesungguhnya menghina presiden terpilih nanti karena presiden pilihan rakyat pada 2024 nanti diminta melnajutkan sebuah Indonesia yang menginjak-injak dan mengacak-acak dunia hukum. Jadi dengan kata lain supaya lawless Indonesia, Indonesia tanpa hukum di zaman jokowi terus dilangsungkan oleh presiden pilihan rakyat nanti," ujar Amien.
Amien kemudian memuji mantan Wamenkumham Denny Indrayana yang disebutnya kerap menyampaikan kritik terkait permasalahan di bidang hukum. Amien melanjutkan kritiknya terhadap Jokowi dengan menyindir langkah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajukan PK terkait kepengurusan Partai Demokrat yang kini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia menuding langkah Moeldoko itu dilakukan atas sepengetahuan dan seizin Jokowi.
"Pasti semua itu sepengetahuan dan seizin Jokowi," ucapnya.
Setelah itu, barulah Amien mengkritik habis-habisan pernyataan Jokowi soal cawe-cawe di Pilpres 2024. Berikut kritik keras Amien soal Jokowi ingin cawe-cawe Pilpres:
Pilpres 2024 nanti di beberapa kesempatan Jokowi tegas mengatakan tidak ada yang salah kalau dia cawe-cawe mengatur kemenangan jagoannya supaya jadi presiden penerusnya. Ini sebuah logika tanpa etika.
Sebenarnya istilah cawe-cawe dalam bahasa Jawa berarti mencampuri urusan orang lain yang bukan haknya dan sifat campur tangan dalam istilah cawe-cawe itu ringan saja. Saya lihat Jokowi bukan lagi sekedar cawe-cawe tetapi intervensi langsung dengan mengerahkan semua resources yang ia miliki secara ugal-ugalan seluruh aparat di bawah kendalinya dikerahkan untuk mencapai target politiknya.
Saudara-saudaraku, target pak Jokowi itu minimal dua. Minimal ini. Pertama, melindungi keselamatan diri dan keluarganya agar korupsi anak-anak dan menantunya serta kamerad-kamerad dekatnya tidak dibawa ke meja hijau. Jadi dia perlu presiden yang akan bisa melindungi. Itu maunya dia.
Kedua, supaya kebijakan politiknya yang menjadikan Indonesia jadi subordinate Beijing tetap diteruskan. Jangan sampai Pakde Xi Jinping, Pakde besar, menjadi murka pada Pakde Kecil, Pak Jokowi, karena rencana pencaplokan Indonesia secara perlahan oleh RRC menjadi sulit atau terhambat. Jangan sampai terjadi. Itu versi Xi Jinping besar.
Senior PDIP Anggap Kritik Amien Rais Berlebihan
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno merespons kritik Amien Rais jika Jokowi akan cawe-cawe termasuk Pemilu 2024. Hendrawan menyebut cawe-cawe yang disampaikan Jokowi tak bermuatan negatif.
"Mengartikan 'cawe-cawe' selalu bermuatan siasat negatif, menurut saya tidak tepat. Cawe-cawe bisa berarti positif, sejauh dalam koridor hukum dan untuk kepentingan negara bangsa yang lebih besar," tutur Hendrawan kepada wartawan, Jumat (2/6).
Hendrawan mengatakan Amien Rais merupakan sosok yang berani menyampaikan kritik. Ia menyebut pernyataan Amien Rais juga bagian dari demokrasi.
"Bukan Amien Rais kalau tidak menyampaikan kritik pedas dan nyelekit. Kritik, betapapun tajam, harus kita terima agar sistem demokrasi yang sehat bisa dibangun," ujarnya.
Hendrawan menyayangkan tanggapan Amien Rais yang mengaitkan hubungan keluarga antara Jokowi dan Ketua MK Anwar Usman. Ia menilai pernyataan itu berlebihan.
"Terus membangun narasi bahwa hukum-hukum negara menjadi subordinasi hubungan kekeluargaan, juga berlebihan. Menggambarkan Jokowi sebagai figur yang haus kekuasaan, juga pandangan yang simplistik dan asal-asalan," imbuhnya.
(haf/haf)