Ikut Pertemuan Jokowi-Pemred-Influencer, Total Politik Ungkap Obrolannya

Ikut Pertemuan Jokowi-Pemred-Influencer, Total Politik Ungkap Obrolannya

Dwi Andayani - detikNews
Rabu, 31 Mei 2023 22:36 WIB
arie putra
Arie Putra (Foto: dok. pribadi)
Jakarta -

Co-Founder Total Politik, Arie Putra, mengungkapkan isi pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para pemimpin redaksi dan juga influencer. Isi pertemuan itu dikatakan membahas geopolitik hingga kabinet masa depan.

Hal ini diungkapkan Arie dalam diskusi Adu Perspektif 'Jokowi Cawe-cawe, Pemilu 2024 Makin Ramai', Rabu (31/5/2023). Arie mengatakan dalam pertemuan yang dilakukan di Istana Negara tersebut, Jokowi menjelaskan permasalahan dalam geopokitik internasional.

"Pertama, Presiden dalam pertemuan itu menjelaskan soal geopolitik internasional, soal perang Rusia-Ukraina, soal hubungan personalnya Presiden bukan hanya bilateral tapi juga hubungan personal Pak Presiden dengan pemimpin-pemimpin dunia, dalam hal ini Pak Putin dan Pak Zelenskyy," ujar Arie.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus Pak Presiden menjelaskan bagaimana hubungannya dengan China dan dengan Amerika. Kalau dengan China itu Pak Presiden mengatakan bahwa hubungan lebih informal sementara dengan Amerika lebih berjarak karena kita baru bisa ke ring 1-nya sama Pak Biden-nya agak sulit, karena Pak Jokowi menjelaskan jalur komunikasi informal itu jadi yang terpenting," sambungnya.

Selanjutnya, Jokowi disebut membicarakan waktu yang dimiliki Indonesia untuk menjadi negara maju. Menurutnya, Indonesia akan gagal jika kepemimpinan nasionalnya tidak melanjutkan apa yang telah dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi saat ini.

ADVERTISEMENT

"Setelah itu, Pak Presiden menjelaskan yang di acara Bang Panel (Panel Barus, Projo) juga, itu kutipannya bold sama banget, soal 13 tahun, dalam 10 tahun ini momentum bisa hilang, kita bisa gagal jadi negara maju kalau kepemimpinan nasionalnya tidak bisa dan tidak qualified melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi," tuturnya.

Jokowi lantas disebut melanjutkan pembahasan terkait dengan kabinet masa depan. Jokowi disebut berulang kali menekankan bahwa kabinet sangat menentukan dalam jalannya pemerintahan.

"Menyambung itu, presiden mengatakan soal Kabinet, jadi tidak hanya yang penting itu bukan hanya Presidennya, bukan hanya Wapresnya tapi juga kabinetnya, itu sangat menentukan, itu yang berkali-kali diulang presiden kata kabinet," tuturnya.

"Itu yang menjadi kunci dan juga penggerak utama dalam keberhasilan kelanjutan program pemerintah ke depannya. Beberapa kali presiden menyebutkan soal kabinet, ada sekitar tujuh kali dalam catatan saya," sambungnya.

Arie mengatakan, usai berbicara terkait kabinet, Jokowi lantas mengaku akan cawe-cawe.

"Bicara cawe-cawe itu setelah kabinet itu, jadi konteksnya itu seingat gw Pak Presiden bicara soal geopolitik dan lain-lain tadi, maka saya akan cawe-cawe, setelah ngomong kabinetnya itu 'saya akan cawe-cawe'. Lalu saya catat 'saya tidak akan netral', ada kata-kata itu. Konteksnya habis itu dialas dengan demi bangsa dan negara, ada kutipannya. Tapi sebelum itu soal kabinet, soal 13 tahun, jadi sudah dijelaskan di awal bahwa ini sola kepemimpinan nasional, 10 tahun yang sangat menentukan," tuturnya.

Simak juga Video: Jokowi Cawe - Cawe, Pemilu 2024 Makin Rame

[Gambas:Video 20detik]



Jokowi Bicara Cawe-cawe

Sebelumnya, Jokowi mengaku akan tetap cawe-cawe demi bangsa dan negara. Jokowi mengatakan tak akan mengotori demokrasi.

"Demi bangsa dan negara saya akan cawe-cawe, tentu saja dalam arti yang positif," ucap Jokowi di Istana Negara, Senin (29/5).

Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para pemimpin redaksi sejumlah media serta content creator seperti Akbar Faisal, Helmy Yahya, dan Arie Putra. Jokowi menegaskan cawe-cawe yang dimaksudnya tentu masih dalam koridor aturan.

"Saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang, dan tidak akan mengotori demokrasi," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan cawe-cawe yang dimaksud terkait Pemilu 2024. Jokowi beralasan Indonesia hanya memiliki waktu 13 tahun ke depan demi menjadi negara maju.

Keterangan resmi dari Istana menyebutkan konteks ucapan Jokowi soal cawe-cawe negara dalam Pemilu adalah Presiden ingin memastikan pemilu serentak 2024. Dan Presiden juga berkepentingan agar Pemilu berjalan dengan baik tanpa meninggalkan polarisasi.

Selain itu, Jokowi ingin agar Presiden ke depan mengawal dan melanjutkan kebijakan strategis seperti pembangunan IKN dan hilirisasi. Jokowi juga berharap peserta pemilu berkompetisi dengan fair. Untuk itu Jokowi meminta TNI-Polri dan ASN untuk netral.

Jokowi akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Jokowi juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya.

(dwia/dnu)



Hide Ads