Anies Minta Tak Ada Pengaturan di Caleg
Anies menyinggung sistem pemerintahan di masa lalu yang mempersilakan siapapun untuk maju menjadi pemimpin jika sesuai dengan kehendak rakyat. Ia berharap, di masa sekarang tak ada pengaturan dari negara untuk tokoh pemimpin ke depan.
"Dulu negara mengatur siapa saja, siapa boleh maju ke caleg, siapa boleh maju ke pilpres, siapa boleh maju ke wali kota, bupati, semua diatur. Hari ini, jangan sampai ada pengaturan siapa yang boleh maju dan siapa yang tidak boleh maju," tutur Anies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu mengambil aturan pemerintah, itu diatur oleh partai-partai politik atas aspirasi rakyat, bila rakyat menginginkan si A menjadi calon, izinkan negara ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk untuk memperjuangkan," sambungnya.
Anies mengatakan semestinya negara menjamin kemerdekaan rakyatnya. Ia ingin kesetaraan bagi siapapun ditegakkan.
"Bukan malah negara menghentikan, bukan malah negara melarang. Bahwa negara menjamin kemerdekaan, dan itu yang harus kita perjuangkan. Jadi kita-kita yang berada di sini adalah kita yang punya aspirasi, dan kita menuntut agar ada kesetaraan, kesempatan bagi siapapun di Republik ini," tandasnya.
Kantongi Nama Cawapres
Kemudian, Anies juga menyampaikan telah mengantongi nama bakal calon wakil presiden (Cawapres). Namun, ia masih belum mau menyampaikannya ke publik.
"Lalu terkait dengan wakil, hari Sabtu kemarin ditanyakan, hari Minggu ditanyakan, belum ada update," kata Anies usai menghadiri acara 'Temu Kebangsaan Relawan', Tenis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/5).
Capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu mengatakan ingin ada efek kejut saat pengumuman cawapres.
"Nanti kita lihat, supaya ada kejutannya dong. Kalau dikasih kriteria sekarang, kemudian nggak jadi lagi kejutan dong," tutur Anies.
"Kalau dikasih kriteria sekarang kemudian nggak jadi lagi kejutan dong, biar ada efek kejutnya," sambung Anies menjawab apakah cawapresnya bersalah dari luar pendukung Presiden Jokowi.
(azh/azh)