Sepakat dengan Jokowi, Yusril Sebut Pemimpin Tak Lahir dari Pencitraan Medsos

Sepakat dengan Jokowi, Yusril Sebut Pemimpin Tak Lahir dari Pencitraan Medsos

Eva Safitri - detikNews
Senin, 15 Mei 2023 09:11 WIB
Yusril Ihza Mahendra
Foto: Yusril Ihza Mahendra. (Anggi Muliawai/detikcom)
Jakarta -

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra sepakat dengan kriteria capres yang diungkap Presiden Jokowi saat berpidato di acara puncak Musra kemarin. Menurut Yusril, RI memerlukan pemimpin yang cerdas, tegas dan berani membela kepentingan rakyat, bangsa dan negara di tengah tantangan yang makin besar di masa depan.

"Pemimpin harus benar-benar faham falsafah bernegara kita, konstitusi kita, hukum kita, potensi, tantangan dan peluang yang kita miliki. kita memang bangsa yang besar, kaya SDA dan SDM. Yang kurang pada bangsa kita adalah pemimpin yang cerdas dan berani serta mempunyai kepekaan hati nurani melihat dan memandang kelemahan-kelemahan kita. Kelemahan utama bangsa kita terletak pada sikap mental yang merasa rendah diri, rendah kesadaran moral dan rendahnya kepatuhan terhadap hukum. Pemimpin harus mengambil langkah tegas mengatasi hal ini," kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/5/2023).

Yusril lantas menyinggung seringnya Indonesia kalah dalam menghadapi berbagai gugatan di forum internasional. Yusril mengatakan penyebabnya adalah lemahnya posisi kita dalam berbagai perjanjian internasional yang kita buat sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Argumentasi hukum kita kurang canggih dalam menangani sebagai tekanan dan gugatan dalam perjanjian bilateral dan multilateral yang membuat kita sering terpojok dan dikalahkan," ujarnya.

Perdebatan hukum di forum internasional, menurut Yusril, harus didukung langkah diplomasi yang sistematis dan pembentukan opini. Yusril menilai Indonesia kurang memberi perhatian di bidang hukum, sehingga kerap kalah di forum internasional.

ADVERTISEMENT

"Kita harus banyak belajar dan kekurangan dan kesalahan kita di masa lalu dan masa sekarang. Intinya, selama ini kita kurang memperhatikan hal-hal yang terkait dengan hukum. Akibatnya kita mengalami kekalahan dalam berbagai sengketa di forum internasional," ucapnya.

"Di dalam negeri, kita sulit maju dan melangkah menjadi negara maju karena hukum kita berantakan. Norma hukumnya kacau, penegakannya amburadul. Maka korupsi merajalela, ketidakadilan terjadi di mana-mana. Dalam satu dekade terakhir ini, pembangunan hukum kita makin lemah. Hal ini merupakan faktor penting terhambatnya kemajuan di bidang ekonomi dan pemerataan pembangunan," lanjutnya.

Meski begitu, Yusril mengatakan dirinya sependapat dengan apa yang disampaikan Jokowi. Dia menambahkan bahwa pemimpin bukan sekedar dekat dengan rakyat.

"Mengutip kata Bung Karno 'penyambung lidah rakyat', tetapi pemimpin harus mampu menunjukkan dan membawa rakyat ke jalan yang benar dan melakukan jalan apa yang harus ditempuh untuk memajukan bangsa dan negara ini," ujarnya.

Simak Video 'Pidato Berapi-api ke Relawan, Jokowi Dinilai Mau Jadi King Maker:

[Gambas:Video 20detik]



Yusril sebut pemimpin dengan kriteria yang disebutnya tidak lahir dari pencitraan di media sosial, simak di halaman berikut




Hide Ads