Mega Sepakat Gabung Koalisi Besar tapi Jatah RI 1 Jadi Syarat

Mega Sepakat Gabung Koalisi Besar tapi Jatah RI 1 Jadi Syarat

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 06 Apr 2023 07:46 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuka acara Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional Tahun 2023 di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023). Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pendidikan kaderisasi perempuan ini diikuti oleh seluruh kader Partai di seluruh Indonesia secara hybrid.
Megawati Soekarnoputri (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)

Golkar

Golkar meminta PDIP untuk gabung terlebih dahulu jika ada niatan. Perihal capres-cawapres menurutnya persoalan nanti.

"Jika PDIP mempunyai kesamaan pandangan tentang bagaimana membangun bangsa ini ke depan, ya monggo. Soal siapa yang akan jadi capres, kita bahas nantilah," kata Juru Bicara Golkar Tantowi Yahya saat dihubungi, Rabu (5/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantowi mengatakan koalisi besar barulah wacana. Menurutnya masih ada pertemuan lanjutan supaya bisa mematangkan koalisi tersebut

"Koalisi besar ini baru fondasi. Masih akan ada beberapa pertemuan lagi untuk membangun rumah dan atapnya. Artinya, masih terlalu awal untuk bicara siapa capres dan cawapresnya," ungkap Tantowi.

ADVERTISEMENT

PAN

Waketum PAN Yandri Susanto menilai suasana koalisi saat ini masih dinamis. Dia mengatakan perlunya waktu untuk mematangkan koalisi besar.

"Masih perlu waktu utk pematangan kesepakatan-kesepakatan, sekarang masih sangat dinamis," kata Yandri kepada wartawan, Rabu (5/4/2023).

Meski begitu, Yandri menilai tak masalah dengan keinginan PDIP itu. Tapi menurutnya, perlu ada kesepakatan menentukan capres-cawapres.

"Nggak apa-apa itu namanya harapan sah-sah saja tapi keputusan akhir harus ada kesepakatan bersama bilamana koalisi besar benar terwujud, karena sampe sekarang koalisi besar ini baru sebatas wacana belum konkrit," ungkap Yandri.

PPP

Sama halnya dengan PAN, PPP juga menyebut perlu ada musyawarah bersama untuk menentukan capres-cawapres. Meski begitu dia menganggap wajar dengan permintaan PDIP sebagai partai pemenang pemilu.

"Soal capres yang dikehendaki PDIP ya itu posisi yang sangat wajar disampaikan oleh partai terbesar dan pemenang Pemilu lalu. Ini hal yang terbuka untuk bisa dimusyawarahkan bersama," kata Arsul saat dihubungi, Rabu (5/4/2023).

Arsul menilai keinginan PDIP bergabung bukan hanya sebatas syarat capres. Menurutnya, PDIP juga pasti menginginkan adanya kesinambungan pembangunan dari pemimpin setelah Jokowi.

"PPP melihat bahwa mayoritas parpol yang ada dalam koalisi pemerintahan saat ini, termasuk PDIP, juga menginginkan agar ada kesinambungan program pembangunan di berbagai bidang yang telah dan sedang berjalan," ucapnya.

Karena itu lah, Arsul melihat PDIP justru sedang mempertegas posisinya di 2024. Dia menyebut PDIP pasti punya pandangan yang sama bahwa partai-partai Pro Jokowi masih merupakan mitra yang tepat di 2024.

"PPP yakin bahwa PDIP juga berpandangan bahwa parpol-parpol yang selama ini berkoalisi itu masih merupakan mitra yang cocok bagi PDIP untuk terus bersama jika nanti bisa memenangkan Pilpres lagi," ujar dia.


(eva/isa)



Hide Ads