Anies Ungkit Politik Identitas di Pilkada 2017, PPP: Perlu Diproposionalkan

Anies Ungkit Politik Identitas di Pilkada 2017, PPP: Perlu Diproposionalkan

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Sabtu, 18 Mar 2023 15:40 WIB
Arsul Sani
Foto: Mochamad Zhacky Kusumo/detikcom

Senada dengan Arsul, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek juga menilai politik identitas memang diperlukan. Namun, dia menegaskan identitas itu tidak boleh dipakai untuk mengucilkan yang berbeda atau bahkan memecah belah.

"Ya memang semuanya identitas seperti PPP logonya partai Kabah, itu identitas muslim, dan juga azasnya-azas Islam, namun gimana penggunaan identitas itu tidak overdosis," ujar dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misal gimana politik identitas tidak dijadikan alat untuk memecah-belah, tetapi gimana politik identitas itu menjadi agian dari mempersatukan. Karena kita tidak bisa menghindari yang namanya politik identitas dalam konteks identitas Partai Islam, itu kan identitas, tapi kita tidak menjadikan politik identitas untuk menghakimi atau menyalahkan orang lain," sambung Awiek.

Pernyataan Anies Baswedan

Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan bicara terkait politik identitas saat menghadiri forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa di Surabaya yang diselenggarakan Partai NasDem. Anies Baswedan mengatakan politik identitas tak bisa dihindari lantaran setiap calon yang bersaing selalu punya identitas yang melekat pada dirinya.

ADVERTISEMENT

"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," kata Anies seperti dilansir detikJatim, Sabtu (18/3).

Anies lantas bercerita tentang apa yang terjadi pada Pilkada DKI 2017, di mana kala itu yang bersaing adalah paslon dengan latar belakang beda agama. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

"Yang terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," jelas Anies.


(maa/jbr)



Hide Ads