Namun demikian, Adi menyebut ada hal negatif dari AHY yang tidak bisa menutup kelemahan Anies Baswedan. Dia menyebut AHY lemah pada pemilih Jawa Timur dan pemilih Nahdliyin dibandingkan Khofifah.
"Meski begitu, AHY tak bisa menambal lobang besar kelemahan Anies. Terutama di pemilih Jatim serta pemilih NU. Khofifah dinilai bisa jadi keuntungan bagi Anies untuk Jatim, pemilih Nahdliyin, dan pemilih perempuan," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi NasDem Khofifah punya 3 kelebihan yang tak dipunya AHY. Khofifah kuat di jatim, pemilih Nahdliyin, dan pemilih perempuan," tambah dia.
Namun demikian, Adi menilai, untuk saat ini, duet Anies-AHY lebih baik daripada Anies-Khofifah. Menurutnya, Khofifah baru bisa menyaingi AHY jika sudah mulai melakukan roadshow.
"Ke depan, kalau Khofifah mulai kelihatan ingin maju pilpres, mulai roadshow, sangat mungkin elektabikitas bisa naik. Tinggal diuji dengan survei kredibel. Memang beririsan. Tapi popularittas dan elektabilitas AHY ungguli khofifah dan bisa nambah elektabilitas Anies. Problemnya, suara AHY tak bisa menambah suara anies di jatim, jateng, dan pemilih nahdliyin. Ya (lebih baik Anies-AHY) untuk saat ini. Tapi entah ke depan kalau khofifah deklarasi maju bisa berubah peta politiknya," jelas Adi.
Dia pun mewanti-wanti persoalan cawapres ini bisa berujung pada bubarnya koalis jika tidak segera diselesaikan. "Yang jelas, klo deadlock soal AHY, poros perubahan bisa bubar. NasDem tak bisa majukan Anies tanpa Demokrat. Secrata tak langsung NasDem tersandera kepentingan Demokrat yang AHY harga mati dampingi Anies," pungkasnya.
(maa/dnu)