Demokrat
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyambut baik survei Litbang Kompas tersebut. Kamhar mengatakan hasil survei itu akan masukan untuk para kader bekerja lebih optimal.
"Kami merespons positif terhadap hasil survei Litbang Kompas ini, meskipun belum mendapatkan efek ekor jas pencapresan namun masih masuk top 4 dalam jangkauan margin of error. Ini tentu menjadi masukan penting dalam merumuskan berbagai agenda kerja ke depan untuk mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki Partai Demokrat baik itu faktor retrospektif, prospektif, mesin politik partai, caleg, maupun pasangan capres dan cawapres," ujar Kamhar kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamhar memahami hanya NasDem yang mengalami kenaikan di antara partai 'Koalisi Perubahan'. Menurutnya, hal itu karena efek NasDem yang pertama kali mendeklarasikan Anies serta melakukan sosialisasi ke beberapa daerah.
"Bisa dimaklumi jika dari tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan yang telah memutuskan Mas Anies sebagai bacapres saat ini, baru NasDem yang mendapatkan manfaat efek ekor jas sebagai insentif politik. Ini karena NasDem telah lebih dulu deklarasi sejak jauh-jauh hari dan telah rutin membuat kegiatan silaturahmi dan safari politik bersama Mas Anies mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua," ucapnya.
Kamhar mengatakan Demokrat dan PKS akan mempersiapkan rencana kerja dan kegiatan bersama Anies Baswedan. Kamhar yakin efek ekor jas Anies akan terbagi ke partai koalisi perubahan.
"Partai Demokrat dan PKS juga tengah mempersiapkan rencana kerja dan kegiatan bersama Mas Anies selaku bacapres, termasuk juga dengan Bacawapresnya setelah diputuskan nanti. Kami optimis waktu yang tersedia masih sangat memadai untuk mengoptimalkan efek ekor jas ini agar terdistribusi optimal dan proporsional bagi partai yang tergabung di Koalisi Perubahan," ucapnya.
PKS
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai turun naiknya elektoral partai hal yang wajar. PKS menurutnya tetap optimis mencapai target di Pemilu 2024.
"Turun naik wajar. Hasil survei selalu jadi cermin dan cambuk. Selama ini survei PKS sering under representatif. PKS siap dengan jurus baru mencapai target 15%. Yang utama terus melayani dan membela rakyat," kata Mardani kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).
Mardani mengatakan PKS tidak iri dengan NasDem yang elektoralnya naik. Dia menyebut NasDem memang yang pertama mendeklarasikan Anies. Tapi di pandangan publik menurutnya, Anies sangat dekat dengan PKS.
"Nggak boleh Iri. Pandainya Nasdem, deklarasi pertama. Tapi brand Mas Anies sangat dekat dengan brand PKS," ujarnya.
Sementara Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan partainya selalu mempelajari hasil survai yang ada. Survei itu akan jadi pelengkap survei yang dilakukan di internal partai.
"Kami hormati hasil riset dan survei Litbang Kompas. Kami selalu mempelajari setiap lembaga survei yang menerbitkan hasil kajian dan surveinya. Bagi kami itu sebagai masukan yang baik untuk bekerja lebih baik lagi dalam memenangkan PKS," kata Kholid.
Kholid mengakui adanya kemungkinan elektoral NasDem naik karena efek ekor jas Anies Baswedan. Meski belum dapat efek dari, PKS kata Kholid tidak akan surut mendukung Anies.
"Ya mungkin saja (ada efek ekor jas). Nggak (akan surut dukung Anies) dong. Sekali layar terkembang pantang surut ke belakang," ujarnya.
(eva/lir)