Politikus Partai NasDem Zulfan Lindan mengatakan Indonesia mengalami krisis kepemimpinan atau leadership. Zulfan mengungkit mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sempat menyebut tidak menawarkan visi dan misi, melainkan rekam jejak.
Mulanya, Zulfan membahas soal tiga nama besar yang kerap muncul di berbagai suvei elektabilitas capres, yakni Menhan Prabowo Subianto, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, belum menyampaikan gagasan-gagasannya untuk membangun Indonesia ke depan.
"Tapi kalau kita bicara bahwa kondisi Indonesia memang dalam kondisi krisis leadership atau kepemimpinan, tapi inilah yang ada," kata Zulfan saat diskusi di kantor Populi Center, Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya misalkan, bingung Anies ketika selesai jadi gubernur itu, bilang, 'kita nggak perlu bicara visi dan misi, yang penting rekam jejak'. Terus orang bilang 'rekam jejaknya apa nih?' Kan gitu. Apa rekam jejaknya?" lanjutnya.
Zulfan menilai seorang calon pemimpin harus memiliki visi dan misi. Menurut dia, visi dan misi merupakan rumusan ideologis untuk membangun Indonesia ke depannya daam hal politik, ekonomi, budaya, dan berbagai hal lainnya.
"Inilah, kita mengharapkan pemimpin itu katakanlah sekarang ini bahwa kita melihat 3 figur ini sambil jalan kita mengharapkan mereka meningkatkan kualitas, sambil jalan, mereka betul-betul ingin memahami kekurangan-kekurangannya dan membangun," kaya Zulfan.
Zulfan lalu membahas soal ketidakjelasan partai-partai di parlemen yang kerap merubah dukungannya terhadap bakal capres. "Kalau saya lihat kecenderungan partai-partai ini nggak ada yang jelas, partai-partai yang ada di parlemen sekarang. Tiba-tiba relawan ini pindah ke Prabowo karena ada pesan Pak Jokowi seolah-olah Pak Jokowi sinyalnya ke Pak Prabowo. Tiba-tiba pindah ke Ganjar, kan gitu," jelas Zulfan.
Termasuk 3 partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, yakni NasDem, PKS, dan Demokrat. Zulfan menyebut permasalahannya terletak pada Anies Baswedan. "Problemnya itu ada di Anies, kalau Anies maju, Ganjar maju," ungkap Zulfan.
"Problem, maksudnya bagi partai lain untuk menentukan capres ini tergantung pada Anies. Kalau Anies Baswedan itu bisa maju sebagai capres, itu pasti Ganjar dikeluarkan oleh PDIP, itu pasti, nggak mungkin nggak. Nah mungkin Prabowo sama Ganjar gabung," lanjutnya.
Zulfan menyebut bahwa malah ada upaya untuk Anies Baswedan tidak maju ke Pilpres 2024. Dia bahkan menilai PKS dan Demokrat terlalu cepat mengusung Anies maju sebagai capres.
"Jadi kalau kita lihat bahwa PKS pun setengah hati. saya pernah ngomong beberapa kali kenapa PKS tiba-tiba mendadak dan Demokrat mendadak cepat lewat rilis, cepat-cepat di airport mengumumkan dukung Anies, karena Partai Demokrat dan ini sudah dapat info ketika mereka ketemu, pertemuan Surya Paloh dengan Luhut di London itu sudah bicara bagaimana, si Surya Paloh ini kalau bisa exit dari Anies," terang Zulfan.
"Saya ulang lagi, ini semua bahwa menghindari adanya tekanan-tekanan dan demonstrasi dari kelompok pendukung Anies kepada masing-masing partai," imbuhnya.