Analisis Kekuatan Gabungan KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga memberikan gambaran jika benar KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) akan bergabung untuk 2024. Dia menilai gabungan koalisi ini akan sangat dominan.
"Dari segi kekuatan partai politik, gabungan KIB dan Koalisi Gerindra-PKB sangat mayoritas dan dominan, itu tak bisa dibantah. Akan sangat mantab jika gabungan KIB dan Gerindra-PKB ini punya jagoan memukau. Dukungan Partai kuat capres pun kuat," kata Adi Prayitno saat dihubungi, Jumat (10/2/2023).
Selain itu, Adi menyebut KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ini berisikan partai-partai pendukung Jokowi. Menurutnya, ini akan mempermudah berbagi kongsi nantinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum dua poros ini all Jokowi's party alias partai-partai pendukung Jokowi. Jadi sangat mudah berkongsi. Beda dengan PKS atau NasDem yang ngajak Airlangga berkoalisi ke Poros Perubahan yang langsung ditolak karena suasana hatinya berbeda secara diametral," ucapnya.
Meski begitu, Adi menyebut sangat dominan dan mayoritas tidak menentukan akan menang Pilpres. Dia mengambil contoh saat Susilo Bambang Yudhoyono menang di 2004 dengan dukungan partai minoritas dan Jokowi menang di 2014 juga dengan partai minoritas.
"Tapi, mayoritas dukungan partai bukan jaminan menang pilpres jika sosok yang diusung tak kuat. Buktinya SBY menang pilpres 2004 lalu meski hanya didukung partai minoritas. Begitupun Jokowi menang pilpres di 2014 padahal secara kepartaian minoritas," jelasnya.
"Dalam rezim demokrasi langsung, one man one vote, partai hanya penyedia tiket pencapresan. Setelah itu praktis faktor dukungan rakyat jadi faktor utama. Artinya, pemilih kita melampaui garis dukungan partai, tapi preferensi mereka sangat subjektif yang tidak bisa diintervensi siapapun," lanjut dia.
(maa/tor)