Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto kompak setuju jika Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bergabung. Lantas bagaimana kekuatannya jika kedua koalisi itu betul-betul bergabung?
Wacana bergabungnya dua koalisi ini disetujui oleh Cak Imin dan Airlangga Hartarto setelah bertemu untuk bicara terkait Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Awalnya Airlangga Hartarto lah yang lebih dulu ditanyakan terkait peluang tersebut.
"Dua-duanya mengajak (bergabung). Jadi kalau dua-duanya bergabung, lebih kuat, lebih baik. Dalam politik tidak ada yang tidak bisa dibicarakan," kata Airlangga saat konferensi pers di Istora Senayan, Jumat (10/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Cak Imin juga memberi respons terkait peluang itu. Cak Imin mengatakan semakin banyak barisan koalisi, proses pemilu akan semakin efektif.
"Oh, sangat bagus. Semakin banyak barisan koalisi, semakin efektif proses pemilu, proses pemilu semakin baik," ungkap Cak Imin.
Berdasarkan perolehan kursi DPR RI pada Pileg 2019, gabungan KIB dan koalisi Gerindra-PKB bisa dibilang bisa mendominasi.
KIB yang diisi oleh Golkar, PAN, dan PPP mempunyai total kursi 148 dengan rincian Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi, dan PPP 19 kursi. Sementara itu, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang diisi Gerindra dan PKB memiliki total 136 kursi dengan rincian Gerindra 78 kursi dan PKB 58 kursi.
Jika dijumlahkan, maka dua koalisi ini akan memiliki total perolehan kursi sebanyak 284 kursi, nyaris 50% total kursi yang ada di DPR.
Berikut ini rincian kursi DPR KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya di 2019:
Golkar: 85 kursi
Gerindra: 78 kursi
PKB: 58 kursi
PAN: 44 kursi
PPP: 19 kursi
KIB dan KKIR akan sangat dominan, simak di halaman berikutnya.