PDIP vs Parpol Pro Anies soal Dosa yang Belum Di-Laundry

PDIP vs Parpol Pro Anies soal Dosa yang Belum Di-Laundry

Anggi Muliawati, Lisye Sri Rahayu - detikNews
Rabu, 18 Jan 2023 08:10 WIB
Ketum NasDem Surya Paloh mengusung Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pemilu 2024. Dalam kesempatan itu Paloh memeluk erat Anies, Senin, 3/10/2022.
Anies Baswedan saat menghadiri acara Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta Pusat. (Rifkianto Nugroho/detikcom)

Belum Move On?

Juru bicara PKS M Kholid menilai pernyataan PDIP sikap belum beranjak dari masa lalu dan dinilai seperti buzzer. Padahal, menurut PKS, Anies lebih banyak mengajukan gagasan dan kerja.

"Belum move on, narasinya terus mengangkat politik identitas, dan melabeli Pak Anies dengan stigma negatif. Khas buzzer," ujar Kholid kepada wartawan, Selasa (17/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kholid mengatakan saat ini Anies tengah aktif menjalankan politik diplomasi Jakarta di level global. Menurutnya, hal itu membuktikan bahwa Anies berhasil menjadi pemimpin yang diakui oleh tokoh dunia.

"Padahal Pak Anies sudah bicara politik gagasan, politik kinerja, dan sekarang sedang keliling dunia, aktif menjalakan politik diplomasi Jakarta di level global, dihormati tokoh-tokoh dunia sebagai pemimpin yang berhasil memimpin Ibu Kota," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dianggap Tendensius

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat (PD) Kamhar Lakumani menilai anggapan Anies belum laundy 'dosa pilkada' sebagai hal yang sesat dan menyudutkan Anies. Demokrat justru menyindir sosok lainnya.

"Pernyataan ini tendensius dan menyesatkan. Terekam kuat dalam memori publik dan banyak rekam jejak digitalnya, siapa yang sesungguhnya menjadi pemicu politik identitas," kata Kamhar kepada wartawan, Selasa (17/1).

"Sudah pasti bukan AHY dan pasangannya atau Mas Anies dengan pasangannya, justru Ahok lah yang sering menyerempet dan bermain-main dengan wacana pada ranah sensitif ini, yang kemudian kebablasan dan terbukti secara hukum yang menyebabkannya diterungku," sambungnya.

Kamhar mengatakan karena isu tersebut, sehingga memicu konsolidasi politik umat Islam dan tercipta Aksi 212. Dia mengatakan lawan pasangan Anies saat itu banyak memainkan instrumen pemenangan.

Bakal calon presiden (capres) 2024 Anies Baswedan bertemu dengan tim kecil 'Koalisi Perubahan'. Momen hangat itu terlihat saat makan siang bareng.Bakal calon presiden (capres) 2024 Anies Baswedan bertemu dengan tim kecil 'Koalisi Perubahan'. Momen hangat itu terlihat saat makan siang bareng. (Agung Pambudhy/detikcom)

"Isu sensitif ini juga secara masif dimainkan dan diamplifikasi para buzzer hingga pada titik tertentu menjadi kebablasan yang memicu konsolidasi politik umat Islam, tak hanya di Jakarta tapi se-Indonesia yang kemudian mengkristal pada Aksi 212," ujarnya.

"Kami di tim AHY merasakan betul bagaimana Ahok yang sedang berkuasa dan didukung penguasa memainkan banyak instrumen untuk pemenangan dan mendegradasi kompetitornya dengan berbagai hoax," lanjutnya.

Lebih lanjut, menurutnya, masyarakat harus melihat rekam jejak pada masa itu. Dia menilai Anies hanya diuntungkan oleh blunder politik yang dibuat oleh lawan pasangannya.

"Jadi lebih pas melihat potret pada masa itu, Mas Anies diuntungkan oleh blunder politik Ahok yang over konfiden karena didukung Pak Jokowi mengeksploitasi secara berlebihan politik identitas yang kemudian menjadi bumerang. Jangan dibolak-balik," ujarnya.


(rfs/rfs)



Hide Ads