Anies kemudian menceritakan pengalaman menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dia mengaku sering mendapatkan kritik dan selalu mencoba menjawab kritik itu satu per satu.
"Kami mengelola di Jakarta nih, dikritik, kan kalau dikritik harus jawab ya kan? Berarti tim kita harus beri penjelasan, penjelasan A, penjelasan B, terus yang diuntungkan dari penjelasan itu siapa? Pengkritik? Bukan, publik. Sekarang publik nih, misal ada sebuah kebijakan kemudian dikritik, kemudian dikritik, setelah dikritik dijelasin kenapa kebijakan ini diambil, manfaatnya apa, tujuannya apa, terus dijelasin, terus dijawab lagi, dijawab lagi, jawab lagi, itu publik mendapatkan publik education for free," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies lalu menyinggung pemerintah yang terkadang 'mematikan' kritik. Dia mengatakan tak ada masalah jika terdapat pihak yang tak setuju dengan kebijakan pemerintah.
"Nah, kita kadang-kadang kalau di pemerintahan matiin tuh kritiknya tuh, tolong dong ditelepon jangan kritik lagi nih. Sebentar, itu sesungguhnya public education, ada selamanya, selama faktual, selama tidak menyebarkan kebohongan dan kebencian, gitu kira-kira, itu normal. Jadi misal ada sebagian yang merasa tidak setuju, nggak apa, toh ada yang setuju juga,"jelasAnies.
(fas/haf)