Soal Jokowi Resmikan Kawasan Industri
Jokowi diketahui enggan mengomentari soal Partai NasDem yang mengusung Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai capres di Pemilu 2024 karena masih dalam suasana berduka. Zulfan Lindan merespons Jokowi dengan mengungkit peresmian kawasan industri.
"Tadi kan Pak Jokowi bilang bahwa sedang berduka tapi toh hari ini Pak Jokowi menghadiri peresmian kawasan industri di Jawa, itu yang pidato Bahlil, Pak Jokowi hadir juga Pak Ganjar, banyak menteri yang lain," ujar Zulfan Lindan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi sempat bertolak ke Batang, Jawa Tengah dan meresmikan pembangunan pabrik pipa terbesar di Asia Tenggara yang dibuat oleh Wavin Group asal Belanda yang dibangun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Zulfan menilai Jokowi perlu konsisten terkait ucapan dan perbuatan. Sebab, menurutnya, acara NasDem terkait pengumuman capres dan acara yang dihadiri Jokowi dapat dikategorikan sama.
"Jadi saya kira kita harus konsisten lah jangan menyangkut ini kita bilang bahwa ini kita sedang berduka, pada satu sisi kita juga melakukan acara-acara yang juga sama kalau mau disamakan," tuturnya.
Anies Antitesis Jokowi
Terakhir, Zulfan Lindan mengungkapkan partainya sudah melakukan kajian dengan pendekatan filsafat dialektika sebelum menetapkan Anies Baswedan sebagai bakal capres. NasDem menilai Anies merupakan antitesis dari Presiden Jokowi sehingga cocok diusung sebagai bakal capres.
"Saya mau masuk alasan kenapa dipercepat (pengumuman Anies sebagai bakal capres), ini kan harus jelas dulu latar belakang. Jadi begini, ini sudah kita kaji dengan pendekatan filsafat dialektika, ini dengan pendekatan pendekatan filsafatnya Hegel," kata Zulfan, Selasa (11/10) dalam program Adu Perspektif bertema 'Adu Balap Deklarasi, Adu Cepat Koalisi' yang disiarkan detikcom berkolaborasi bersama Total Politik. Dia mengatakan ada perbedaan jelas antara Jokowi dan Anies.
"Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesannya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," kata Zulfan.
Zulfan menuturkan Anies memiliki kemampuan berpikir yang berkonsep yang dirumuskan dalam kebijakan (policy). Dia menilai tokoh lainnya yang memiliki elektabilitas bagus seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo hampir sama seperti Jokowi.
"Apa artinya, dia berpikir secara konseptualisasai kemudian itu dirumuskan dalam policy-policy. Nah kita mengharapkan dari dua ini, dari Jokowi ini, dari Anies ini sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029, jadi harus ini karena kalau memang misalnya Ganjar, dari tesa ke tesa, nggak ada antitesa. Prabowo dari tesa ke tesa, nggak ada antitesa. (Puan) Mirip-mirip," ujarnya.
(rfs/gbr)