Namun, yang menjadi problem yakni ketika kemunculan dua paslon itu merupakan hasil rekayasa politik. Dia kemudian menyinggung bahwa Hasto pernah menyampaikan bahwa pemilu nanti diikuti oleh dua paslon.
"Begini ya, pemilu itu kan ada dua. Pertama, hari H-nya, atau ibarat perkawinan itu resepsinya. Kedua, proses persiapannya. Proses persiapannya itu harus bagus, sesuai dengan demokrasi. Jadi kalau memang dua calon terjadi secara alamiah, misalnya tidak ada orang yang berani mencalonkan diri, itu kan proses demokrasi. Tapi kalau sudah ada upaya-upaya tertentu untuk mengatur sehingga hanya menginginkan 2 pasang saja dan 2 pasang itu yang bilang PDIP loh, melalui Pak Hasto," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya kita sangat heran dan bertanya kenapa sampai keluar statement pernyataan itu. Nah jadi Pak SBY inikan pergaulan politiknya luas, informasi juga bukan seperti informasi sembarangan ya. Jadi ada informasi yang belum bisa kita kemukakan kepada publik bahwa memang ada upaya atau rekayasa seperti itu," lanjut dia.
(rfs/rfs)