Muhammad Mardiono ditunjuk majelis menjadi Plt Ketum PPP menggantikan Suharso Monoarfa yang diberhentikan dalam Mukernas di Banten semalam. PPP mengungkapkan alasan Suharso dilengserkan dari kursi ketum berkaitan dengan persiapan partai menjelang tahun politik 2024.
"Jadi di PPP itu memang sudah lama ada diskusi, ada concern, ada riak-riak itu, iya, yang menginginkan agar konsolidasi PPP sebagai partai itu bisa lebih dimasifkan, diintensifkan, ditingkatkan," kata Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Arsul mengatakan konsolidasi partai dapat dilakukan secara intensif dan masif menuju 2024 apabila pimpinan tak merangkap jabatan di jajaran pemerintahan. Menurutnya, Suharso telah mengetahui soal rencana pergantian pimpinan PPP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang itu, kalau yang menjadi pimpinan PPP itu tidak merangkap di jajaran pemerintahan. Diskusi itu sudah lama dan Pak Suharso juga sudah mengetahui," ujarnya.
Arsul menyebut pergantian ketum itu tidak menandakan pengurus internal PPP pecah. Dia menekankan pergantian ketum dari Suharso ke Mardiono semata-mata untuk meningkatkan konsolidasi PPP menuju Pemilu 2024.
"Jadi jangan dibayangkan PPP pecah, PPP terbelah. Insyallah tidak, karena ini adalah hasil dari sebuah diskusi panjang di internal partai yang memang itu diinginkan oleh struktur partai di tingkat wilayah dan juga tingkat cabang-cabang agar konsolidasi PPP ini benar-benar bisa ditingkatkan, bisa dimaksimalkan," ucapnya.
Arsul lalu menyinggung tingkat elektabilitas PPP yang masih berada di posisi buncit dalam sejumlah hasil survei. Padahal, kata dia, kerja-kerja konsolidasi politik sudah dilakukan.
"Barangkali teman-teman di bawah itu juga menginginkan itu, karena selama ini, misalnya, kok merasa survei PPP nggak ningkat-ningkat. Meskipun kerja-kerja konsolidasi itu sudah banyak dilakukan," katanya.
"Apalagi ini sebagian, yang mau saya bilang adalah ketika kemudian katakanlah, 'kok Perindo tiba-tiba di satu-dua survei itu nyalip PPP'. Temen-temen (kader PPP) itu kan, 'ini gimana, sih?'" lanjutnya.
Arsul menekankan bukan maksud pihaknya hendak menyalahkan Suharso ihwal elektabilitas tersebut. Hanya, kata dia, pimpinan partai harus fokus meningkatkan konsolidasi partai.
"Bukan. Tidak menyalahkan Pak Suharso. Kemudian jawabannya kita harus melakukan pemisahan fungsi. Pokoknya yang di partai itu fokus ngurus partai gitu, loh," ujarnya.
Selain itu, lanjut Arsul, belakangan bermunculan dinamika di kalangan internal soal desakan Suharso mundur. Menurutnya, sejumlah kader PPP di wilayah menggelar demonstrasi terkait desakan itu.
"Antumkan lihat tiap hari ada demo, ada tuduhan demonya ada di PPP, ada di Bapennas, ada di KPK, gitu loh," imbuhnya.
Simak Video: Mardiono Jadi Plt Ketum PPP, Waketum: Suharso Ingin Mengundurkan Diri