Pertemuan Prabowo dan Budi Arie Dinilai Bentuk Penjajakan untuk 2024

Pertemuan Prabowo dan Budi Arie Dinilai Bentuk Penjajakan untuk 2024

Farih Maulana Sidik - detikNews
Minggu, 04 Sep 2022 10:48 WIB
Pakar Politik Adi Prayitno
Foto: Pakar Politik Adi Prayitno (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Pertemuan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Budi Arie Setiadi memantik spekulasi politik. Pertemuan keduanya dinilai sebagai ajang saling menjajaki untuk kontestasi politik tahun 2024.

Hal tersebut diungkap oleh Adi Prayitno selaku Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia. Adi meyakini bahwa pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) itu tidak mungkin tidak bicara kepentingan politik 2024.

"Kalau melihat konteks dan momentum politik, pertemuan Prabowo dan Budi Arie itu terjadi selang beberapa hari dengan Musra, di mana dalam Musra menominasikan salah satunya Prabowo sebagai kandidat yang akan diusung 2024. Sepertinya itu yang kemudian ditangkap secara cepat oleh elite Gerindra soal bagaimana kemungkinan relawan-relawan Jokowi itu bisa mendukung Prabowo Subianto di 2024," kata Adi kepada wartawan, Sabtu (3/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adi menilai Projo sebagai relawan Jokowi selama ini memang tidak berdiri sendiri. Projo, kata dia, adalah variabel penting dari Istana dan bahkan instrumen politiknya Jokowi. Adi mengibaratkan jika pilihan Jokowi berwarna merah, merah juga kata Projo.

"Jadi mereka ini sedang menjajaki dan mendalami kemungkinan relawan Jokowi ini akan mendukung Prabowo Subianto di 2024. Nggak mungkin bicara hal-hal yang sifatnya normatif, pasti elite-elite partai dan relawan ini bicara tentang bagaimana dukungan relawan, nggak ada yang lebih signifikan dari perbicaraan itu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Prabowo Jangan GR

Lebih lanjut, Adi bicara terkait Prabowo yang masuk nominasi sebagai calon presiden yang mungkin diusung Projo pada Pilpres 2024 mendatang. Namun dari hasil Musyawarah Rakyat (Musra) relawan Jokowi di Bandung itu, Prabowo dan nominasi-nominasi lainnya diminta jangan gede rasa (GR) dulu.

"Jangan terlampau GR juga karena kalau melihat kecenderungan secara umum relawan Jokowi ini sedang kumbang-kumbang ke kanan ke kiri sebenarnya, sedang melihat siapa kira-kira yang akan diusung untuk 2024. Tentu melihat kecenderungan dan fatsun politik Jokowi nantinya," ujarnya.

"Tapi yang jelas Jokowi sedang melihat betul bagaimana konfigurasi dan dinamika politik 2024, karena di sekitarnya itu begitu banyak orang yang ingin maju di 2024. Siapa nanti yang realistis bisa maju, mereka lah yang akan diusung oleh Jokowi, tentu melalui para relawannya ini," tambahnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Lihat juga Video: Survei ISC: Prabowo Paling Disukai Menjadi Capres 2024

[Gambas:Video 20detik]



Ganjar Jadi Prioritas Jokowi

Adi menyebut dalam hati kecil Jokowi sebetulnya memprioritaskan Ganjar Pranowo untuk maju sebagai capres 2024. Namun, skenario lain masih mungkin dilakukan Jokowi dan relawannya karena kini Ganjar resisten di internal PDIP dan terus mendapat rongrongan politik di internal partainya.

"Sangat mungkin ada skenario-skenario lain akan dimainkan oleh Jokowi untuk mendukung kandidat yang begitu banyak di sekitarnya untuk bisa maju. Salah satunya Prabowo Subianto yang paling kentara, apalagi Projo sempat memuji Prabowo capres realistis kan begitu," katanya.

"Ini realitas politik yang tidak bisa dibantahkan, dalam hati kecil dan hati besarnya Jokowi tentu Ganjar sebagai prioritas yang akan diusung. Tapi kan Jokowi tidak mau berhadapan langsung dengan PDIP, tidak mau berhadapan langsung dengan Ketua Umum Megawati, kan begit kondisinya," imbuhnya.

Pertemuan Prabowo dan Budi Arie

Sebelumnya diketahui, pertemuan berlangsung di ruang kerja Prabowo di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (1/9) seperti dalam keterangan tertulis yang diterima dari Tim Media Prabowo, Jumat (2/9/2022). Disebut Prabowo dan Budi Arie berbincang soal tantangan nasional saat ini yang berkaitan isu keamanan dan geopolitik dunia.

Pertemuan berlangsung selama 1 jam 15 menit. Strategi dan sinergi antarkementerian untuk menghadapi situasi dunia yang tidak menentu seperti tantangan krisis pangan dan energi dampak perang di Ukraina dan pandemi COVID-19 yang belum usai juga masuk dalam pembahasan.

(fas/eva)



Hide Ads