Partai Garuda Nilai Pidato Jokowi di Musra Tekankan Kebebasan Berpendapat

Partai Garuda Nilai Pidato Jokowi di Musra Tekankan Kebebasan Berpendapat

Inkana Putri - detikNews
Jumat, 02 Sep 2022 12:53 WIB
Jokowi saat memberikan sambutan di acara Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di SOR Arcamanik, Kota Bandung, Minggu (28/8/2022).
Foto: Sudirman Wamad/ detikJabar
Jakarta -

Partai Garuda menyoroti soal isu tiga periode Presiden Jokowi yang kembali ramai usai Musyawarah Rakyat (Musra) I Relawan Jokowi. Bagi Partai Garuda, pidato Jokowi di Musra membahas soal kebebasan berpendapat, bukan memperpanjang jabatan.

Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi pun menilai Jokowi juga tidak memiliki wewenang untuk memperpanjang jabatan hingga tiga periode.

"Pak Jokowi jelas dan sangat jelas tidak punya kewenangan apapun untuk mengubah jabatan Presiden menjadi 3 periode, karena sudah jelas yang punya kewenangan untuk membuat jabatan Presiden menjadi 3 periode hanya MPR, yaitu lembaga Legislatif, Presiden tidak bisa karena Presiden adalah lembaga eksekutif," kata Teddy dalam keterangan tertulis, Jumat (2/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lebih lanjut, Teddy menyampaikan dalam pidato di Musra Relawan, Jokowi menegaskan dirinya taat konstitusi. Sementara terkait tema tiga periode yang dibicarakan Jokowi, Teddy menyebut hal tersebut hanya menjelaskan soal kebebasan berpendapat, bukan deklarasi keinginan meneruskan jabatan.

"Ini dua hal yang berbeda, urusan 3 Periode adalah urusan lembaga legislatif, bukan urusan Presiden. Urusan Presiden adalah bagaimana Demokrasi dan hak rakyat tidak dikebiri oleh pihak lain sesuai dengan amanat UUD 45. Jadi Presiden sedang menjalankan peran dan fungsinya dalam pidato tersebut," kata Teddy.

ADVERTISEMENT

Namun, kata Teddy, pidato Jokowi kerap ditafsirkan secara semaunya oleh orang-orang yang haus publikasi. Adapun mereka memberi kesan Jokowi ingin memperpanjang jabatan.

"Padahal jelas Jokowi hanya ingin melindungi kebebasan berpendapat, bahwa setiap warga negara berhak menyuarakan pendapatnya selama tidak melanggar aturan. Begini jadinya ketika kebebasan berpendapat dikebiri oleh orang-orang yang berpura-pura mendukung demokrasi," kata Waketum Partai Garuda ini.

Di sisi lain, Pakar Semiotika Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi mengatakan dalam sambutan di Musra, Jokowi dinilai berkeinginan memperpanjang masa jabatannya hingga 3 periode.

Menurutnya, pidato Jokowi saat itu memang terdengar informal, namun sebetulnya telah dirancang. Terkait pidato ini, Acep awalnya menganalisis ucapan tentang Jokowi yang meminta dibisiki calon presiden pilihan para relawan Jokowi dalam Musra tersebut.

"Lalu kemudian dari situ disusul dengan kalimat berikutnya bahwa tentang apa yang disebut apa yang terjadi di masa lalu, beberapa waktu yang lalu ketika presiden 3 periode itu kemudian diributkan dan itu kan artinya bisik itu sebetulnya mengarah ke situ, titik pentingnya sebetulnya di situ ke yang dibicarakan setelah itu ya," kata Acep.

Hal ini Acep sampaikan dalam Adu Perspektif bertema 'Polemik di Balik Relawan Usul Jokowi Capres Lagi' yang disiarkan detikcom.

"Nah kemudian itu disambung dengan sikap bahwa saya akan taat konstitusi dan kemudian kehendak rakyat. Lalu ditanya rakyatnya kan, rakyatnya di depan tadi itu ditanya, siapa yang dikehendaki? Kan Bapak gitu ya," tambahnya.

Acep menambahkan inti dari pidato Jokowi sebenarnya ingin menegaskan ke publik bahwa rakyat ingin memilih kembali Jokowi untuk menjadi presiden.

"Nah sekarang kita lihat bahwa di sini tampak jelas dengan begitu memang Pak Jokowi berkeinginan untuk tiga periode itu ya, itu satu ya keinginan untuk tiga periode itu," pungkasnya.

Simak Video 'Musra Bandung: Dibuka Jokowi, Hasil Votingnya 'Jokowi Lagi'':

[Gambas:Video 20detik]



(ega/ega)



Hide Ads