Putar Suara

Pj Lee, Charita, dan Manoj Bogota duduk serius di depan akuarium. Ketiganya melihat ikan koki lekat-lekat, memahami warna setiap gerakan dan teksturnya. Tak berkedip seperti sedang melihat kontes kecantikan. Bisa berjam-jam sampai akhirnya menentukan pilihan.

Dari gempita keindahan, proses ini beralih ke ruang negosiasi. Warga Korsel, Bangladesh, dan Uni Emirat Arab tersebut menawar dengan ngotot sampai mendapatkan harga terbaik. Ini juga tak sebentar, bisa diselingi makan siang sampai mencapai sepakat menjelang sore di Quality Goldfish Farm, Parungpanjang, Bogor.

Menurut empunya Goldfish Farm, Renza Rahardjo, animo pembeli asal luar negeri sangat tinggi. Mereka datang dari Australia, Filipina, Korea, India, Timur Tengah, sampai Rusia dan Jerman. Pelanggan asal Rusia belanja hingga 100 ekor tiap bulan. Dan ia pernah menjual dengan rekor tertinggi Rp 50 juta/ekor.

Ekspor ikan koki dari Goldfish Farm telah dilakoni sejak 2019 atau menjelang pandemi COVID-19. Awalnya dari skala rumahan dengan modal 5 ekor koki, kemudian meledak pada era pandemi hingga perlu merekrut karyawan, membangun kolam pembibitan dan penangkaran, serta menyediakan bahan baku, pakan, air, sampai urusan listrik.

Bukan hanya benih hasil penangkaran sendiri, ikan koki tersebut dikembangkan dari petani lokal di Tulungagung, Jawa Timur, dan sejumlah sentra ikan hias. Ada pula bibit-bibit dari luar negeri dan dibesarkan 4 hingga 6 bulan sebelum dijual kembali. Rekor tercepat, belum genap dua pekan, ikan sudah ada yang menawar.

Di Indonesia, terdapat beberapa sentra ikan hias, termasuk ikan koki, seperti di Tulungagung, yang terkenal sejak lama. Di Banten, sentra ikan hias juga bermunculan, seperti di Desa Kertasana, Pandeglang. Di Bogor ya Parungpanjang tempatnya.

Menurut data, potensi ekspor ikan hias masih terbilang tinggi. Berdasarkan data International Trade Statistics, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2023 mencapai USD 39,06 juta atau 11,1 persen dari total ekspor ikan hias dunia sebesar USD 351,89 juta. Jenis ikan hias air tawar mendominasi ikan hias yang diekspor, yaitu 81,4 persen, sedangkan ikan hias laut sebanyak 18,6 persen.

Ikan mas koki atau yang memiliki nama Latin Carassius auratus adalah spesies ikan kecil yang banyak dipelihara sebagai ikan hias. Ikan mas koki memiliki bentuk badan yang bulat dan sering dianggap unik. Tubuhnya juga memiliki corak berwarna kuning, oranye, dan putih yang cerah dan indah. Ciri khas utama berupa benjolan besar di bagian jidat.

Tantangan paling berat dalam budi daya ikan mas koki adalah pada musim pancaroba. Banyak ikan yang sakit akibat perubahan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau. Hal tersebut diperparah oleh belum adanya obat yang khusus untuk musim pancaroba, sehingga peternak perlu mencoba berbagai cara, seperti mengurangi jumlah volume air di kolam serta mengurangi porsi pakan ikan.

Meski demikian, bisnis ikan mas koki tetap menggiurkan. Pemerintah menyatakan dukungannya terhadap industri ekspor ikan hias dengan mempermudah perizinan hingga pemasaran. Sementara itu, dari sisi pembeli, berapa pun akan dibayar karena bagian dari lifestyle dan kesenangan. Demi hobi, seperti kata orang, apa pun bakal dilakukan.

Fotografer
Ari Saputra
Editor
Agung Pambudhy
Design
Dedi Arief Wibisono
***Komentar***
SHARE