INTERMESO

Temani Aku Tidur

Sleep call jadi pelarian sunyi, pengisi sepi, dan pintu masuk ke ruang-ruang emosional yang tak terjamah.

Ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/superpeet

Minggu, 27 Juli 2025

Malam kerap menjadi waktu yang paling sunyi. Tak peduli betapa ramainya siang, atau sepadat apa linimasa media sosial, ketika lampu dipadamkan dan layar dimatikan, sunyi itu datang juga. Sebagian orang berdamai dengan keheningan. Sebagian lagi berjuang melawannya. Salah satu cara yang kini ditempuh adalah dengan sleep call, panggilan telepon yang dibiarkan tersambung hingga terlelap.

Nadif adalah salah satu di antaranya. Perempuan berusia 22 tahun ini mulai terbiasa melakukan sleep call sejak pertama kali merantau ke Jakarta untuk kuliah tiga tahun lalu. Bukan dengan jasa profesional, melainkan dengan kekasihnya kala itu. “Setiap malam sleep call. Nggak peduli udah ngobrol seharian, pokoknya harus dengar suaranya dulu baru bisa tidur,” tuturnya.

Sejak merantau dari Cirebon ke Jakarta untuk kuliah, malam hari jadi waktu yang berat. Ia kehilangan suara-suara akrab dari rumah, ibunya yang menonton sinetron atau sekadar obrolan santai dengan adiknya. Bersama pacarnya, kebiasaan teleponan sebelum tidur tumbuh menjadi ritual harian.

Ilustrasi menelepon di tempat tidur
Foto: Getty Images/iStockphoto/Pongchart

Sleep call bareng pacar tuh jadi cara buat saling nenangin. Denger suara dia aja bikin plong.”

Sleep call bareng pacar jadi cara buat saling nenangin. Denger suara dia saja bikin plong,” ungkap Nadif. Tapi setelah hubungan itu berakhir, mendadak malam-malamnya berubah sunyi. Ia mengaku insomnia berbulan-bulan, bahkan sempat bergantung pada podcast atau white noise, tapi tak ada yang benar-benar membantu.

“Pas putus, kayak ada ruang kosong yang nggak bisa diganti. Tidur jadi susah banget. Akhirnya nemu jasa sleep call di TikTok. Awalnya iseng, tapi sekarang malah langganan,” ceritanya.

Nadif memesan layanan sleep call sekadar untuk mendengarkan cerita sebelum tidur, kadang butuh teman curhat. Ia mengakui bahwa layanan ini bukan sekadar hiburan, tapi cara untuk merasa terhubung dan tidak sendirian. Awalnya Nadif sempat merasa canggung. Apa tidak aneh membayar seseorang hanya untuk bicara sebelum tidur? Namun rasa sepi ternyata lebih kuat.

Ngobrolnya ringan aja, bisa soal kerjaan, hari ini ngapain aja, atau bahkan diem-dieman. Tapi entah kenapa tetap bikin tenang,” ujarnya. Kini, dua hingga tiga kali seminggu, Nadif memesan layanan sleep call. Bukan karena belum move on, katanya, tapi karena merasa lebih tenang ditemani suara orang lain saat malam tiba.

Fenomena sleep call ini membuka peluang baru bagi mereka yang bersedia menjadi teman ngobrol menjelang tidur. Eva, bukan nama sebenarnya, salah satunya. Perempuan 23 tahun ini menjadi talenta di layanan jasa Sleep Callmu. Pekerjaan ini bermula dari keisengan, tapi ternyata mendatangkan cuan dan pengalaman emosional yang tak sedikit.

“Awalnya aku coba-coba doang, eh ternyata banyak yang order. Kliennya kebanyakan cowok, dari yang baru putus, insomnia, sampai yang cuma kesepian,” tutur Eva. “Ada juga yang pasangannya LDR, jadi dia butuh sleep call buat pengganti pacarnya sementara.”

Meski terdengar sederhana, menjadi talenta sleep call bukan tanpa risiko. Eva mengaku pernah beberapa kali mendapat gangguan dari klien yang berperilaku tidak sopan. “Ada yang suka kirim voice note aneh-aneh, ngajak ngomongin hal-hal seksual. Tapi aku udah tahu cara nge-handle dan langsung blacklist,” katanya.

Sebagian besar klien Eva, katanya, hanya butuh didengarkan. Mereka akan cerita panjang lebar, mulai dari pekerjaan, keluarga, bahkan masalah pribadi. Eva mengaku kadang merasa seperti tempat sampah emosional. Tapi ia juga melihatnya sebagai bentuk kepercayaan.

“Mereka cerita soal hal yang bahkan nggak bisa mereka ceritain ke orang terdekat. Aku jadi belajar banyak tentang kehidupan orang,” ujar Eva. “Ada satu klien yang tiap malam selalu nangis dulu baru bisa tidur.”

Di balik sistem yang mengatur para talent seperti Eva, hadir Fahri, seorang pemuda asal Cilegon, Banten, yang membangun platform Sleep Callmu sejak Juli 2022. Dulunya, Fahri bekerja di sebuah pabrik. Namun ia memilih berhenti dan fokus membangun usaha yang belum banyak dikenal tapi diam-diam sangat dibutuhkan orang. Akun Instagram Sleep Callmu_ kini telah diikuti lebih dari 13 ribu followers, dan tiap minggunya mereka memproses hingga ratusan transaksi.

Ilustrasi begadang sambil main handphone
Foto: Getty Images/Wang Yukun 

“Jadi, persentase per tiap klien yang di-handle. Intinya, persentasenya itu lebih besar ke talent-nya,” kata laki-laki berusia 23 tahun itu.

Meskipun terlihat menjanjikan, merintis bisnis sleep call bukan tanpa tantangan. Salah satunya adalah stigma masyarakat yang cenderung negatif, mengaitkan sleep call dengan praktik seksual terselubung.

"Di sini sebenarnya fokus sama telepon, chatting saja. Beda dengan di tempat lain dalam servisnya ada video call ada pap (post a picture), foto, ada yang jalan bareng, tapi kalau di sini nggak ada. Cuma ya stigmanya masih ke arah sana," jelasnya.

Fahri berusaha menjaga batas layanan dengan ketat. Setiap klien yang terindikasi menyalahgunakan layanan akan langsung diblokir. Bahkan setelah layanan selesai, nomor klien biasanya tidak bisa lagi menghubungi talent yang bersangkutan.

Namun di sisi lain, justru banyak klien yang datang dengan keresahan serius, bahkan dengan masalah kesehatan mental. Fahri masih ingat salah satu testimoni yang membuatnya terharu.

"Awalnya dia dateng terus dia bilang udah nggak kuat, nggak ada tempat cerita, bingung ngobrol sama siapa. Kita seneng sih kalau misal ada yang berniat bunuh diri, dan sejenisnya. Besoknya datang lagi tapi udah nggak ngebahas hal itu lagi, dia bilang ke kita terima kasih sama talent sleep callmu," jelas Fahri.

Layanan yang ditawarkan Sleep Callmu sangat bervariasi, mulai dari paket telepon biasa, chat curhat, hingga story sleep, layanan di mana klien dibacakan cerita atau novel sebelum tidur. Salah satu klien yang masih duduk di bangku sekolah bahkan meminta talent membacakan jurnal sebagai persiapan ulangan.

“Contohnya di sini juga ada kayak story sleep. Itu sama saja telepon cuma dikembangin aja. Story sleep sama saja kayak telpon, cuma ada cerita sebelum tidur. Kayak dongeng sebelum tidur,” tambah Fahri.

Tarif layanan di Sleep Callmu juga fleksibel dan sangat bervariasi, mulai dari Rp5 ribu untuk durasi pendek, hingga paket Rp880 ribu untuk layanan premium. Layanan sleep call kini juga tak sekadar menyediakan teman ngobrol sebelum tidur. Sleep call dijadikan pintu masuk untuk menjangkau kebutuhan yang lebih kompleks, dari pendampingan emosional hingga pengembangan diri.

Ilustrasi sleep call membantu orang yang mengalami berbaagi masalah dalam hidupnya
Foto: Getty Images/demaerre 

Bekerja sama dengan ahli, layanan ini juga membuka ruang untuk eksplorasi diri lewat Human Design Reading, panduan mengenal potensi dan pola kehidupan seseorang berbasis data kelahiran. Ada pula sesi coaching khusus bagi mereka yang ingin pindah karier, menyusun CV, atau mengejar beasiswa. Sleep call menjadi semacam titik awal, bukan hanya soal mengantar tidur, tapi juga mendampingi mereka yang tengah mencari arah hidup, jauh dari kampung halaman, atau sekadar butuh didengar.

Layanan ini pernah diangkat ke layar lebar dalam bentuk ekstrem dan gelap dalam film "Sleep Call" (2023) karya Fajar Nugros. Tokoh utama film tersebut menggunakan layanan sleep call untuk mencari pelarian dari hidupnya yang kacau, hingga terjebak dalam manipulasi dan kekerasan. Dibintangi Laura Basuki dan Bio One, film ini menggambarkan sisi gelap dari interaksi virtual yang bermula dari kebutuhan akan keintiman dan rasa dimengerti. Dina, tokoh perempuan dalam film itu terjerat hubungan manipulatif setelah tergoda dengan rayuan seorang laki-laki dari aplikasi sleep call.

Meski pada kenyataannya, sleep call tak selalu berujung bahaya. Tapi ia mengandung potensi relasi yang semu dan ketergantungan emosional. Bagi sebagian orang, suara di seberang telepon mampu mengisi kekosongan, walau hanya sebentar.


Penulis: Melisa
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE