





Wabah cacar monyet telah menyebar ke 89 negara. Di Afrika, pagebluk yang disebabkan virus monkeypox ini telah terbukti menyebabkan kematian 1 dari 10 orang yang terinfeksi. Berbeda dengan cacar pada umumnya, cacar monyet dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Rasio fatalitas cacar monyet secara historis antara 0 dan 11 persen pada populasi umum dan lebih tinggi di antara anak-anak. Dalam beberapa waktu terakhir, rasio kasus kematian telah mencapai 3-6 persen.
Cacar monyet juga telah menyebar ke sejumlah negara tetangga Indonesia. Data terbaru Global.health menunjukkan, di Australia terdapat 67 kasus terkonfirmasi positif cacar monyet, di Singapura 15 kasus, Thailand dengan 4 kasus, dan Filipina yang sudah melaporkan 1 kasus. Di Indonesia sebelumnya terdapat 17 orang suspek cacar monyet. Tapi, setelah dilakukan tes PCR, semuanya terbukti negatif.
detikX menyuguhkan segala informasi yang perlu diketahui terkait cacar monyet atau monkeypox. Kami membaginya dalam 3 bab utama, yaitu informasi lengkap tentang cacar monyet, cara pencegahan, dan upaya-upaya perawatan yang diperlukan.

Kata Ahli
Berikut Penjelasan mengenai virus cacar monyet (Monkeypox).
Klik untuk melihat detail





- Apa itu cacar Monyet?
- Sejarah Wabah
- Penularan Cacar Monyet

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Hal tersebutlah yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox.
Cacar monyet pertama kali diidentifikasi menular ke manusia pada 1970 di Republik Demokratik Kongo, menjangkiti seorang anak laki-laki berusia 9 bulan.
Sejak Sabtu, 23 Juli 2022, monkeypox resmi ditetapkan sebagai darurat kesehatan yang menjadi perhatian internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penularan yang kemungkinan bisa terjadi
Hewan ke Manusia | Manusia ke Hewan |
---|---|
Gigitan dan cakaran hewan yang terinfeksi. | Kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. |
Kontak langsung atau memakan hewan yang terinfeksi. | Droplet pernapasan, ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan. |
Menggunakan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. | Virus yang diderita ibu hamil dapat menular ke janin. |
- Periode invasi
- Periode erupsi kulit
- Siapa yang Rentan Terpapar?
Biasanya Berlangsung antara 0–5 hari yang ditandai dengan:

Biasanya dimulai dalam 1-3 hari setelah demam. Kemudian akan berlangsung 2-4 minggu. Gejala yang muncul berupa ruam yang berada di:


- Orang yang tinggal dengan memiliki kontak dekat (termasuk kontak seksual) dengan penderita cacar monyet.
- Orang yang memiliki kontak rutin dengan hewan yang dapat terinfeksi
- Bayi baru lahir dan anak kecil.
- Orang dengan kondisi imun tertentu (lebih lemah) yang mendasarinya berisiko mengalami gejala yang lebih serius.
- Sudah adakah vaksin?
- Cara melindungi diri?
- Pengobatan dan Perawatan

Telah ada vaksin JYNNEOS yang ketersediaannya masih terbatas dan didistribusikan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Selain itu, terdapat vaksin ACAM2000, tetapi memiliki efek samping.

- Batasi kontak dekat bersama orang yang diduga menderita cacar monyet atau dengan hewan yang dapat terinfeksi. Sebab, masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) cacar monyet biasanya 6 hingga 13 hari, tetapi juga dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.
- Bersihkan dan disinfeksi lingkungan secara teratur.
- Akses informasi terkait perkembangan cacar di daerah Anda.
- Beri tahu mereka yang melakukan kontak dekat (terutama kontak seksual) dengan pasien cacar tentang risikonya.
- Jika merasa menderita cacar monyet, Anda dapat melakukan konsultasi medis dan mengisolasi diri (di rumah atau fasilitas kesehatan) dari orang lain sampai hasil uji laboratorium keluar.

- Mendapatkan perawatan dan mengikuti saran dari penyedia layanan kesehatan serta tenaga medis. Gejala biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan.
- Jika diperlukan, obat untuk nyeri (analgesik) dan demam (antipiretik) dapat digunakan untuk meredakan beberapa gejala.
- Makan dengan baik dan cukup tidur.
- Menjaga kesehatan mental dengan melakukan hal-hal yang dianggap santai dan menyenangkan.
- Hindari menggaruk kulit.
- Jaga kulit tetap kering dan terbuka di tempat isolasi.
- Hanya orang yang berisiko (misalnya seseorang yang pernah berkontak dekat dengan penderita cacar monyet) yang harus dipertimbangkan untuk divaksinasi.