Foto: Tarsum digelandang petugas polisi (Adeng Bustomi/ANTARA Foto)
Minggu, 12 Mei 2024Kengerian pembunuhan sadis yang dilakukan Tarsum bin Daspin, 50 tahun, masih menghantui warga Blok Cimeong RT 08 RW 14, Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Warga masih tak percaya penjual kambing itu tega menghabisi nyawa dan memutilasi istrinya sendiri, Yanti binti Talpa, 44 tahun, pada pekan lalu, Jumat, 3 Mei 2024 pagi.
Selama ini warga cukup mengenal Tarsum sebagai sosok orang yang baik, ramah dan pandai bergaul. Dia juga tergolong orang yang memiliki jiwa solidaritas yang cukup tinggi kepada teman dan tetangga, mau berkorban, dan tak pernah merugikan orang lain. Setiap hari Tarsum juga rajin beribadah ke masjid.
“Semua orang tidak ada yang menyangka. Perilakunya tidak mencurigakan. Tentu sangat syok," kata Yoyo Tarya, Ketua RT 08 RW 14 Dusun Sindangjaya, Sabtu, 4 Mei 2024.
Kehidupan rumah tangga Tarsum dan Yanti pun tergolong harmonis dan akur-akur saja. Kalaupun terjadi pertengkaran kecil dalam kehidupan rumah tangga mereka dianggap hal yang wajar. Yanti juga bukan orang yang gampang mengadukan suatu permasalahan yang terjadi kepada dirinya sendiri atau suaminya.
Tapi, tiga hari sebelum peristiwa mengerikan itu terjadi, Tarsum memang terlihat depresi. Bapak dua anak ini sempat mencoba menyakiti dirinya sendiri atau bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke tembok. Dia juga sempat mencekik lehernya sendiri, tapi sempat digagalkan oleh beberapa orang tetangganya.
Beberapa hari kemudian, Tarsum terlihat datang ke rumah Yoyo untuk meminta bantuan. Dia mengaku akan berangkat bekerja ikut temannya yang berternak ikan di Kalimantan pada Rabu, 8 Mei 2024. Karenanya, Tarsum menitipkan anak keduanya yang masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Atas (SMA) agar dijaga dan diurus.
"Pernah datang ke rumah saya minta bantuan. Tolong pangdidikeun budak (didik anak saya), ngurusin biar jadi orang yang bener. Tidak biasanya dia menitipkan anak," jelas Yoyo seraya mengulang permintaan tetangganya itu.
Tarsum, pelaku mutilasi istri di Ciamis
Foto: Istimewa
Petugas Puskesmas Rancah pernah mendatangi kediaman Tarsum, karena mendapat laporan dari keluarganya sendiri. Keluarga melaporkan terjadi perubahan perilaku Tarsum selama beberapa hari terakhir.
"Berawal dari laporan, keluarganya menelepon petugas kita yang sedang jaga pukul 19.11 WIB. Jadi keluarga melaporkan terjadi perubahan perilaku terhadap yang bersangkutan yaitu gelisah," kata Kepala UPTD Puskesmas Rancah Maman Hilman, Selasa, 7 Mei 2024.
Dari hasil pengkajian petugas kesehatan, Tarsium menunjukkan sikap gelisah, tapi mengaku merasa tidak punya masalah dah sakit. Selain berupaya menyakiti dirinya sendiri, Tarsum sempat kabur dari rumah. Petugas kesehatan sempat memberi obat penenang. Mereka juga meminta agar Tarsum selalu diawasi.
"Kita menyarankan keluarga untuk mengawasi yang bersangkutan jangan sampai melakukan tindakan yang dapat mencelakakan dirinya dan orang lain. Kita juga menyarankan kalau ada apa-apa segera menghubungi petugas kesehatan," pungkasnya.
Yoso maupun pihak Puskesmas Rancah tak begitu mengetahui apa penyebab sehingga Tarsum mengalami depresi berat. Bahkan pihak penyidik kepolisian belum menyimpulkan motif yang sebenarnya sampai Tarsum begitu keji membunuh dan memutilasi istrinya itu.
Hanya saja dari sejumlah keterangan saksi, keluarga dan tetangga, polisi mendapatkan informasi bahwa Tarsum diduga tengah menghadapi masalah ekomomi. “Dari (keterangan) saksi ada masalah ekonomi,” kata Kepala Polres Ciamis AKBP Akmal, Minggu, 5 Mei 2024.
Kabar yang beredar, Tarsum sedang terlilit utang senilai Rp 100 juta setelah usaha jualan kambingnya bangkrut. Selain itu beredar kabar bahwa anak Tarsum dan Yanti juga diduga terlilit masalah pinjaman online. Penyidik polisi membenarkan utang tersebut setelah mendapat keterangan dari keluarga, tapi utang bukan berasal dari pinjaman online.
"Bahwa pelaku mempunyai utang baik ke perorangan maupun pun ke bank Rp 100 juta lebih. Yang punya utang itu pelaku dan keluarganya. Namanya suami istri, kepala keluarga yang punya utang," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Ciamis AKP Joko Prihatin, Senin, 6 Mei 2024.
Utang itu diduga digunakan pelaku untuk menutupi utang sebelumnya. Mengingat usahanya jual beli domba bangkrut dan menyisakan utang. "Utang ke bank dan pribadi, bukan ke pinjol," ucapnya.
TKP pembunuhan istri di Ciamis
Foto: Adeng Bustomi/ANTARA Foto
detikX mencoba menghubungi salah satu kerabat Tarsum bernama Herawati Zahra mengenai masalah utang yang jadi pemicu depresi dan pembunuhan keji tersebut. Namun Herawati enggan untuk diwawancarai karena alasan keluarga besarnya tengah menenangkan diri.
“Maaf saya sudah mau tutup buku, sudah tidak mau lagi membahas masalah ini. Saya dan keluarga sudah move on, terima kasih,” kata Herawati saat dihubungi detikX, Sabtu, 11 Mei 2024.
Hanya saja Herawati mengizinkan detikX untuk mengutip pernyataan klarifikasi keluarganya yang disampaikan melalui akun TikTok-nya @herawati21095 pada Selasa, 7 Mei 2024. Dalam pernyataannya, keponakan Tarsum ini membantah kabar yang beredar bahwa pamannya terlilit utang pinjol, termasuk anaknya yang terlilit utang pinjol karena judi slot.
“Anak Uwa Acum (Tarsum) terlilit utang pinjol slot sampai ratusan juta, saya tekan di sini itu tidak benar, itu hoaks, tidak benar,” kata Herawati.
Namun, diakuinya, anaknya Tarsum atau sepupunya sempat kerajingan judi slot, tapi itu sudah lama sekali dan telah diselesaikan keluarga. Herawati juga membantah kabar bahwa paman dan bibinya terlibat cekcok karena membela anaknya tersebut. Dia juga membantah isu praktik pesugihan yang dilakukan Tarsum.
“Uwa itu rajin ibadahnya, yang saya tahu itu Uwa mengalami depresi karena sakit,” ucap Herawati.
Lantas Herawati menceritakan Tarsum mengalami sakit sudah lama dan dalam upaya pengobatan oleh keluarga. Perubahan perilaku Tarsum sudah terlihat sebelum bulan puasa Ramadan yang lalu. Sering melamun, kadang berbicara sendiri, dan kadang menepuk-nepuk (pukul) kening kepala sendiri.
Pada Rabu atau tiga hari sebelum peristiwa tragis tersebut, Tarsum masih terlihat normal bekerja bisnis jualan kambing. Tapi pada malam harinya terjadi perubahan perilaku yang drastis, yaitu percobaan bunuh diri. Aksinya itu bisa dicegah ketika sejumlah tetangga berdatangan untuk menolongnya.
Malam itu juga keluarga besar Tarsum menghubungi pihak Puskesmas Rancah. Petugas kesehatan yang datang melakukan pemeriksaan dan memberikan obat penenang dengan dosis 2 kali sehari. Mereka juga menyarankan agar Tarsum harus segara dibawa ke psikiater untuk diperiksa.
Setelah berembuk, akhirnya disepakati agar Tarsum untuk sementara dirawat di rumah adiknya sendiri, yaitu ibunya Herawati, agar ada yang menjaga pada Jumat, 3 Mei 2024. Setelah itu akan dicarikan solusi Tarsum akan dibawa ke rumah sakit mana dan dokter mana untuk diperiksa.
Tapi rencana tinggal rencana. Jumat pagi itulah terjadi peristiwa mengerikan yang membuat geger warga Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol tersebut. Keluarga pun syok mendengar kabar Tarsum membunuh dan memutilasi Yanti.
“Kita akui memang lengah, kecolongan. Kita jaga sih kita jaga, tapi kecolongan, lengah. Kita juga tidak tahu bakal kejadian seperti ini,” imbuh Herawati seraya meminta maaf kepada seluruh warga dusun, lebih-lebih kepada keluarga korban atas kejadian tersebut.
Sampai saat ini, Tarsum sedang menjalani observasi di Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Bandung selama 14 hari atau hingga 21 Mei 2024. Selama proses observasi dilakukan sejumlah petugas polisi menjaganya untuk mencegah hal yang tak diinginkan.
Reporter: Dadang Hermansyah (Ciamis)
Penulis: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho