Tantangan Djarot PDIP ke PKS untuk Usung Ahok di Jakarta

Tantangan Djarot PDIP ke PKS untuk Usung Ahok di Jakarta

Dwi Rahmawati - detikNews
Rabu, 14 Agu 2024 08:28 WIB
Jakarta -

Proses pencalonan untuk Pilkada DKI Jakarta terus bergerak dinamis. Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat pun menyodorkan tantangan ke PKS untuk mengusung eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Sebagaimana diketahui, dinamika terkait Pilkada Jakarta terus berlangsung. Terbaru, Poros Jakarta menyerahkan cukin Betawi, sepasang maskot ondel-ondel hingga roti buaya ke Djarot di kantor DPP PDIP. Perwakilan Poros Jakarta Biem Benyamin mengatakan pihaknya sistem yang berkeadilan di Jakarta.

"Kami masyarakat Betawi dan warga Jakarta mengharapkan PDIP bersama-sama membangun Jakarta yang berkeadilan bagi wong cilik yang memajukan Kota Jakarta," kata Benyamin dalam sambutannya, Selasa (13/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Menyampaikan aspirasi kegundahan hati masyarakat Betawi dan warga Jakarta yang kehilangan kebahagiaan serta manfaat kebijakan pemerintah daerah saat ini," tambahnya.

Dia mengatakan kondisi Jakarta berbeda ketika dipimpin oleh Anies Baswedan. Mereka berharap tak ada kotak kosong di Pilgub Jakarta 2024.

"Itu berbeda ketika Pak Anies sama sekarang, jadi kita melihat kemungkinan ini antara masyarakat Jakarta dan PDIP. Untuk meminang supaya nanti bersama-sama PDIP bersama Pak Anies di Pilgub 2024 bersama-sama, jangan sampai (melawan) kotak kosong," kata dia.

Apa kata Djarot? Baca halaman selanjutnya.

Soal Poros Jakarta

Sementara itu, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat juga menyampaikan terima kasih atas masukan dari Poros Jakarta untuk Pilkada 2024.

"Roti buayanya baru datang. Biarkan segala bentuk kejahatan, kemungkaran, kegelapan biar dimakan oleh buaya ini. Buayanya besar, gemuk karena dia sudah siap untuk memakan berbagai bentuk nilai-nilai kejahatan, kejahatan demokrasi, betul tidak?" ujar Djarot dalam sambutannya di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).

Djarot mengatakan PDIP tak punya cukup kursi di DPRD Jakarta untuk mengusung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilgub Jakarta secara mandiri. Dia kemudian menyinggung kursi di DPRD Jakarta coba diborong oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan.

"Saudara-saudara sekalian, senang sekali kami Bang Biem. Tapi, nah ini tapi, ada tapinya, ini sebetulnya PDIP Perjuangan itu punya banyak kader yang mempuni untuk Pilkada Jakarta. Tapi kita kurang kursi, kursinya mau diborong sama pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan luar biasa, kan begitu kan dan menginginkan di Jakarta ini kalau bisa melawan kotak kosong," ujar Djarot.

Djarot Tantang PKS Usung Ahok

Dia mengatakan pihaknya tak bisa sendiri untuk mencalonkan sosok di Pilkada Jakarta. Djarot menyinggung apakah PKS berani untuk mengusung kadernya yang juga eks Gubernur DKI Jakarta, Ahok.

"Karena PDIP perlu 7 kursi lagi, ya kan, 7 kursi lagi paling nggak ya. PKS misalkan ya, PKS juga butuh 4 kursi lagi, misalnya, ini seru ini Bang Biem (Koordinator Poros Jakarta), misalnya berani nggak misalnya PKS gitu ya mengusung Pak Ahok misalkan. Nah, itu luar biasa, misalnya begitu," kata Djarot.

Djarot mengatakan PDIP memiliki kader yang mumpuni untuk maju di Pilkada Jakarta. Ia menyebut nama Ahok hingga Rano Karno yang masuk dalam bursa.

"Kita perlu kerja sama dengan partai-partai yang lain artinya apa? Di Jakarta itu sebetulnya masih banyak potensi pemimpin yang paham dan punya rekam jejak yang baik di Jakarta ya. Jadi bukan hanya Ridwan Kamil saja, betul nggak?" tutur Djarot.

"Kita masih punya juga ada Pak Ahok terbukti, Pak Anies juga bisa, kemudian Bang Rano juga punya rekam jejak yang baik gitu ya, karena beliau orang Betawi juga ya, itu, Bang Rano itu si Doel dia punya pengalaman di Banten, masih banyak," tambahnya.

PDIP Komunikasi dengan PKB

Djarot mengatakan PDIP saat ini juga berkomunikasi dengan PKB. Komunikasi dilakukan dengan intens.

"Kita sudah (komunikasi), PDI Perjuangan sudah membangun ya komunikasi dengan partai-partai ya, terutamanya misalnya dengan PKB kita bangun komunikasi," imbuhnya.

Djarot menyebut banyak kemungkinan yang terbuka, tetapi ia mempertanyakan apakah kursinya cukup untuk mencalonkan pasangan tersebut.

"Banyak kemungkinan, tapi persoalannya kursinya cukup apa nggak ngono loh," kata Djarot.

(rdp/rfs)



Hide Ads