Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) mengatakan partainya masih berkomunikasi dengan Anies Baswedan terkait Pilkada di Jakarta. Salah satunya terkait kunjungan Anies ke pondok pesantren yang dipimpin KH Syarif Hidayatullah.
"Ya dikomunikasikan, kemarin Pak Anies misalnya datang ke pondok pesantren yang dipimpin oleh Abah KH Syarif Hidayatullah, ya beliau juga mengkomunikasikan. Jadi ada proses spiritual juga," kata Hasto, kepada wartawan di Jakarta, Minggu (11/8/2024).
Hasto mengatakan PDIP terus bergerak di daerah dalam Pilkada. Salah satunya di wilayah Sumatra Utara (Sumut).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami juga terus bergerak, di Sumatera Utara kemarin sudah dilakukan apel Satgas untuk menjaga marwah partai, jadi setiap Sabtu Minggu kami mengadakan apel satgas, tapi kami juga tidak melupakan tugas kerakyatan, maka kami juga kemarin membersihkan sampah agar sungai-sungai menjadi bersih, menjadi kehidupan yang mendorong kesehatan, sehingga pergerakan itu terus dilakukan," imbuhnya.
Di Sumut, lanjut Hasto, partai telah mengeluarkan surat tugas untuk Edy Rahmayadi. Dia mengatakan antusias arus bawah masyarakat sangat besar.
"Di Sumatera Utara kami sudah keluarkan surat tugas, buat Letnan jenderal TNI purnawirawan Edy Rahmayadi, dan ternyata antusiasme arus bawah itu sangat besar," sebutnya.
Menurutnya, Pilkada adalah kedaulatan rakyat. Namun, Hasto menyinggung soal kekhawatiran dalam Pilkada.
"Jadi pilkada ini kan sama kayak yang lain, rakyat berdaulat. Tetapi ada mengkhawatirkan kompetisi karena popularitas elektoral figur-figur tertentu. Sehingga ada yang tidak mau masuk ranah kontestasi yang sehat. Itu terjadi dan bisa dipandang dengan jelas oleh rakyat," bebernya.
"Kami mengkhawatirkan terjadinya arus balik. Karena demokrasi tidak bisa dibendung. Setebal apapun bendungan kekuasaan itu dibangun, ketika kemerdekaan itu dipenjarakan, maka akan muncul daya gerak untuk melakukan koreksi. Itu yang diyakini dari seluruh pengalaman historis PDI Perjuangan," sambung Hasto.
(rdh/dwia)