"Saya membaca kecenderungan rata-rata secara umum memang RK itu dipasangkan untuk Jakarta poinnya dua hal, dianggap sebagai sosok yang dinilai punya potensi untuk menyaingi Anies, betul bahwa elektabilitasnya memang dua digit tapi dengan asumsi bahwa RK akan disupport oleh mesin politik yang Solid KIM pendukung Prabowo dan Gibran dan mungkin nanti wakilnya adalah Kaesang Ketua Umum PSI anak presiden, dan yang paling penting adalah isu politik identitas lawannya itu bukan non muslim bukan lagi isu-isu yang terkait dengan al-maidah dan seterusnya," ujar Adi dalam acara d'Rooftalk detikcom, Rabu (19/6/2024).
Adi mengatakan bahwa jika Pilgub Jakarta akan terasa seperti Pilpres 2029 jika Anies nantinya akan head to head dengan Ridwan Kamil. Dia menilai RK juga akan menjadikan Pilgub DKI sebagai batu loncatan untuk nyapres di 2029.
"Jadi ini satu keyakinan yang sebenarnya ditumpuk untuk meyakinkan Ridwan Kamil dan Golkar untuk maju di Jakarta, tentu dengan satu janji dalam tanda kutip portofolio bahwa kalau menang di Jakarta Ini rasa Pilpres 2029. ini saya kira Adalah surga yang agak sulit untuk di tolak oleh siapapun, karena bagi RK dengan segala resikonya, tapi RK juga berhitung kalau hanya sekedar di Jawa Barat bukan hanya soal gampang menang, tidur saja bisa menang iya, tapi aksentuasi hanya lentingan yang untuk menjadi kandidat di 2029 ini kurang booming, ini kurang nendang," ujarnya.
"Karena kalau di Jakarta ini kan selalu disebut sebagai RI 3, posisinya cukup dekat dengan kekuasaan. Jadi tarikan tarikan ini sepertinya membuat per hari ini RK pun sebenarnya tidak mengeluarkan satu statement apapun," tambahnya.
Lebih lanjut, dia juga membeberkan alasan Gerindra membiarkan RK maju di Jakarta. Hal itu karena dinilainya, agar Dedi Mulyadi bisa maju di Pilgub Jawa Barat. Lalu, PAN yang sejauh ini juga memberikan lampu hijau, bisa mengisi posisi bacawagub Jabar.
"Tapi yang kedua yang saya sebutkan ini kan menimbulkan satu spekulasi baru tambahan, bahwa ini bukan soal ada kemungkinan RK diusung kompetitif dengan Anies tapi kalau RK di Jawa barat kemudian pindah ke Jakarta partai-partai pengusung di KIM ini kan punya alibi untuk memajukan kader internal mereka," ujarnya.
"Harus diakui kalau kita belajar survei di bawah RK di Jawa Barat kan ada Dedi Mulyadi di situ Gerindra masuk, dan sangat mungkin PAN juga akan menjadi wakilnya, kan itu yang dibicarakan orang. Artinya apa? Ketika Gerindra dianggap memberikan karpet coklat lah, karpet merahlah kepada RK di Jakarta, bukan tidak mungkin, karpet ini juga ditagih di Jawa Barat," pungkasnya. (azh/aik)