Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC), Ahmad Khoirul Umam, menilai wacana duet Anies Baswedan-Kaesang Pangarep untuk Pilgub Jakarta 2024 menujukan dua hal. Pertama strategi acak sinyal dan kedua 'jurus Mandalika'.
"Wacana Anies-Kaesang tampaknya lebih menggambarkan strategi komunikasi politik Kaesang & PSI untuk menghidupkan kartu politik di ajang Pilkada Jakarta, yang magnitude-nya seperti kontestasi politik nasional tersebut," kata Umam kepada wartawan, Kamis (13/6/2024).
Strategi acak sinyal, kata Umam, adalah agar langkah PSI tak terbaca, karena PSI dan Anies kerap berseberangan selama Anies memimpin Jakarta. Sedangkan 'jurus Mandalika' adalah langkah PSI di tikungan akhir sebelum pendaftaran ke KPU Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah Kaesang untuk mencantolkan namanya sebagai kandidat wakil Anies yang selama ini menjadi rival politik utama PSI selama 5 tahun terakhir ini, merupakan strategi untuk mengacak sinyal, agar langkah PSI tidak mudah dibaca. Namun PSI tampaknya sudah menyiapkan 'jurus Mandalika' dengan bermanuver di tikungan akhir jelang tanggal penetapan cagub-cawagub pada 27 Agustus mendatang," ujar Umam.
Oleh sebab itu, menurut Umam, Kaesang lebih pas diduetkan dengan Ridwan Kamil yang menjabat Waketum Partai Golkar untuk berlaga di Jakarta. Perlu diingat, Golkar dan PSI tergabung dalam koalisi pemerintahan mendatang.
"Dari sisi kalkulasi politik, Kaesang akan jauh lebih mudah dan memungkinkan untuk dipasangkan dengan Ridwan Kamil. Setelah dibukakan kesempatan oleh putusan Mahkamah Agung, Kaesang bisa mengkapitalisasi 7% kekuatan suara PSI di Jakarta dan dukungan partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mendukungnya, yang tentu dengan political endorsement ayahnya, Jokowi," ucapnya.
"Jelas KIM tidak akan menyerahkan kekuasaan Jakarta dipegang oleh figur yang berpotensi menjadi kompetitor politik terbesarnya di Pemilu 2029 mendatang," sambung Umam.
Penguasaan tokoh politik di Jakarta, menurut Umam, akan tetap menjadi 'center of gravity' bagi Indonesia meski ibu kota negara akan digeser ke Nusantara. Sebab agenda prioritas utama KIM dan Presiden terpilih.
"Terlebih, kemenangan pilkada di daerah-daerah strategis seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara, akan ikut berkontribusi pada konfigurasi hasil Pemilu 2029 mendatang. Karena itu, Ridwan Kamil-Kaesang berpotensi menjadi kejutan di tikungan akhir jelang pendaftaran nantinya," imbuhnya.
Simak juga 'Analisis Bos PPI soal Wacana Duet Anies-Kaesang di Pilgub Jakarta':