Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritik pariwisata di Bali yang dianggap tidak terkontrol menimbulkan masalah bagi masyarakat lokal. Megawati mendorong perlunya alokasi kuota untuk mengatasi turisme di Bali
Hal tersebut disampaikan Megawati dalam Rakernas ke-V PDIP, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/5/2024). Megawati mengatakan saat ini sudah ada aduan warga yang kekurangan air lantaran dampak pembangunan bagi turis yang masif.
"Bali ini lama-lama ini udah mulai greneng-greneng kekurangan air, karena orang pulaunya segitu, maunya terus selalu alasannya itu tourism. Turisme-turisme boleh, tapi kan terukur dengan kecil pulaunya. Ini nggak, ayok dihantam aja," ujar Megawati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megawati mengaku khawatir dengan masyarakat Bali yang justru tak menikmati keindahan dan alam pulaunya. Ia mengatakan harus ada sistem pariwisata yang terukur di sana supaya warga di Bali tetap bisa 'bernapas'.
"Baru rakyatnya nanti kan kasian tidak menikmati yang datang turis, turis asing, saya bilang, mbok dialokasi kuota. Jadi napas pulaunya itu ada tidak tertekan gitu. Ini semua pikirannya adalah tourism saya bilang, saya bukannya anti turisme loh tapi terukur, karena tourism itu juga bagi kehidupan rakyat kita, bukan terbalik," ujarnya.
Untuk itu, Megawati ingin pemimpin wilayah dari PDIP mengikuti visi dan misi dari partai. Ia menyebut visi misi itu harus diikuti sampai tingkat kepala desa supaya tujuannya terstruktur.
"Saya ingin nanti model, jadi nanti kalau pilkada itu tidak ada, kan harus bikin visi misi, visi misi dari partai, kalau ada yang tidak setuju nggak jadi," kata Megawati.
"Kami, yang akan membuat visi-misinya dan itu harus dijalankan dan itu sampai visi sama kepala desa yang dari kita. Kalau dari lain saya nggak ngomongin terserah, tapi kalau dari kita tidak seperti sekarang," sambungnya.
Lebih lanjut Megawati mengaku memarahi mantan Gubernur Bali yang juga kader PDIP Wayan Koster terkait banyaknya kafe di provinsi tersebut. Megawati kemudian bercerita kala Bali dianggap sebagai negara oleh orang Amerika.
"Saya alami itu gila juga dipikirnya Bali negaranya, ibu kotanya Indonesia, itu di Amerika loh kebayang nggak, saya ditanya kayak gitu," kata Megawati.
Megawati mengatakan banyak yang menyanjung Bali memiliki panorama yang indah. Meski demikian, lanjutnya, ia mewanti-wanti jika budaya tradisional Bali itu sendiri justru hilang.
"Tapi hip hop gitu, rock and roll waduh bayangin," ujar Megawati.
Ia juga mengkritik kafe di Bali sudah menjamur dan menurutnya justru menjadi sarang narkoba. Megawati kemudian menceritakan pengalamannya sebagai relawan di tempat rehabilitasi.
"Saya udah marah tuh sama Pak Koster, mana dia orangnya, udah nggak ada ya, oh itu dia, awas loh ya, masa kafe-kafe dibiarin kayak jamur aja, aku bilang itu kan tempat narkoba," kata Mega.
"Eh saya pernah sukarelawan loh, nggak dibayar, kalau sedang sakau waduh ini kepala katanya panas dan apa, itu bentur-benturkan ke tembok loh harus dipegangi loh. Dikasih kayak dikerendem waktu dulu pakai batu es untuk melawan katanya panas, panas sekali, loh kok gitu senang ya," sambungnya.
Lihat juga Video: Megawati Sebut Tahu Permainan Impor: Kalau Saya Ikut, Saya Tambah Kaya